Pada masa pandemi virus covid-19 seperti sekarang ini, bisa menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi di perusahaan startup menurut pengusaha modal ventura. Namun mereka mengingatkan investor untuk tetap selektif dalam hal memilih perusahaan startup. Pilihlah perusahaan yang tetap mampu bersinar di tengah-tengah pandemi ini.
Jefri Sirait, Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) mengatakan ada beberapa perusahaan startup yang bisa menjadi pilihan antara lain mereka yang bergerak di sektor primer. Hal ini tentunya menarik terutama bagi pemodal yang memiliki dana berlebih.
“Kalau ditanya, ini secara price (harga) menjadi kesempatan? Iya tentu saja, bagi orang (investor) yang mempunya cash,” ujar Jefri dalam sebuah wawancara, Senin (18/5).
Jefri juga memperkirakan adanya beberapa sektor yang tetap bisa bergerak lincah untuk saat ini seperti penjualan sayuran, jasa pengiriman barang hingga makanan. Namun Investor tetap harus memperhatikan adanya perbedaan kebiasaan konsumen.
“Seperti Gojek, layanan GoFood dan GoSend itu menarik. Tapi bagaimana untuk GoRide? Jadi harus dilihat sektor mana yang lincah,” ujar Jefri.
Jefri bahkan setuju bahwa pandemi dan kondisi ‘New Normal’ ini akan membuat perilaku masyarakat beralih ke transaksi online. Ia memberi contoh, konsumen mau tak mau harus menggunakan uang non tunai melalui e-wallet.
“Jadi, intinya investor akan selalu melihat dari sisi daya tarik. Namun, time to market harus selalu diliat,” ujar Jefri.
Ia juga meminta investor tak gegabah menakar sektor bisnis mana yang menarik ke depan. Ini penting lantaran pertimbangan matang tetap diperlukan dalam berbisnis di tengah pandemi. “Mereka harus punya sense of business bahwa sektor startup itu menarik (peluangnya -Red.),” ujar Jefri.
Tak hanya Jefri Sirait, CEO MDI Ventures Donald Wihardja punya pandangan yang senada. Ia mengatakan aplikasi hiburan seperti layanan video on demand (Vod), gim, hingga transaksi non tunai juga diprediksi bakal naik sangat pesat. “(Startup) Sektor telekomunikasi, pendidikan, dan kesehatan juga sangat terdorong oleh pandemi ini,” ujar Donald. Senin (18/5).
Donald juga mengingatkan investor tetap hati-hati agar bisnisnya tak tergerus krisis. Investor harus memahami betul medan tempur startup lokal mana yang perlu dimenangkan.
“Di dalam krisis, pendanaan itu sulit dan para investor juga harus jeli dalam menargetkan pada investasi startup yang tepat,” ujar Donald. Wakil Ketua Amsevindo itu juga mengatakan pemodal ventura akan berhati-hati menginvestasikan dananya paling pendek selama 12 bulan ke depan. “Jadi kami tidak akan membabi buta berinvestasi tanpa checking di masa ini,” tambah Donald.
Sedikitnya ada 24 perusahaan startup di Indonesia yang mendapat pendanaan pada awal tahun ini. Perusahaan startup yang memperoleh investasi di antaranya Gojek, Ruangguru, Kopi Kenangan hingga Tanihub.
Sebelumnya, startup Genome memperkirakan bahwa perusahaan rintisan kemungkinan akan kehilangan potensi investasi US$ 28 miliar atau sekitar Rp 463 triliun pada awal 2020. Ini karena banyaknya investor memilih untuk terlebih dahulu melihat kondisi di tengah pandemi corona.
Sedangkan CB Insights melaporkan, private market funding di Asia mencapai US$ 18 miliar dan diperkirakan tembus US$ 20 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Namun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, nilai ini turun 20% dan jumlah kesepakatannya anjlok 40%.
(Indonesiatech)