Uber Technologies menjadi korban berikutnya dari pandemi Covid-19. Pasalnya keganasan virus corona itu membuat perusahaan jaringan transportasi ini menutup puluhan kantor dan memangkas ribuan pekerjanya.
Melalui sebuah pernytaan mereka pada Senin (18/5/2020), Uber memangkas 3000 pekerjanya, sebagai Langkah yang harus diambil demi keberlangsungan bisnis di tengah pandemic seperti sekarang ini.
Pengurangan pekerja ini menjadi yang kedua setelah sebelumnya Uber memangkas pekerjanya sebanyak 3700 karyawan divisi customer support dan sumber daya manusia manusia pada awal bulan ini. Angka tersebut mewakili sekitar 25 persen dari total tenaga kerja yang dimiliki Uber.
Langkah ini adalah sebuah kemunduran bagi Uber dikarenakan perusahaan ini memiliki impian tinggi yaitu menjadi yang terdepan dalam revolusi mobil swakemudi dan keinginan memopulerkan mobil terbang.
Melalui surat elektronik yang dikirimkan kepada karyawannya pada hari Senin (18/05) itu, CEO Dara Khosrowshahi mengatakan Uber akan menghentikan beberapa proyek sampingannya sembari memfokuskan diri di dua bisnis inti mereka, yaitu trasportasi dan jasa pengiriman makanan.
“Unit-unit yang lebih spekulatif, termasuk Uber Incubator, divisi kecerdasan buatan AI Labs dan layanan pekerjaan yang disebut Uber Works, akan ditutup,” tulis Khosrowshahi.
Seiringan dengan hal tersebut, Uber juga akan menutup sekaligus menggabungkan 45 dari sekian ratus kantor yang beroperasi secara global.
“Kita harus menjadikan diri kita sebagai perusahaan mandiri yang tidak lagi bergantung pada modal baru atau investor untuk terus tumbuh, berkembang dan berinovasi,” tambah Khosrowshahi.
Namun daripada itu, saham Uber naik hanya 3 persen pada perdagangan Senin (18/5) di New York setelah sempat menguat 9 persen.
Sejak awal pandemi Covid-19, Uber telah memfokuskan upayanya pada beberapa wilayah dan bisnis utama. Salah satu kantor perusahaan yang akan ditutup adalah di Singapura, di mana Uber telah menjual bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab pada tahun 2018, termasuk Indonesia.
Meskipun Uber melakukan upaya untuk memangkas biaya, mereka dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi Grubhub Inc. Langkah ini akan membuat Uber menjadi pemain dominan dalam pasar pengiriman makanan di AS.
Kepada karyawannya Khosrowshahi mengatakan bahwa meskipun Uber masih kurang bisa bersaing untuk pengiriman makanan, Khosrowshahi percaya bahwa bisnis ini bisa menjadi “peluang pertumbuhan besar berikutnya”.
(Indonesiatech)