Dunia tengah mengalami krisis global yang diakibatkan pandemi Covid-19, misalnya banyak usaha yang harus tutup dan banyak orang kehilangan pekerjaan. Dunia startup pun ikut terpengaruh, dari segi pendanaan misalnya.
Melansir wawancara yang dilakukan CNBC Indonesia dengan CEO PT Mandiri Capital Indonesia (MCI), Eddi Danusaputro, pendanaan startup menjadi terhambat selama pandemi. PT Mandiri Capital Indonesia sebelumnya telah mempersiapkan dana untuk investasi di beberapa startup, namun uji tuntas (due diligence) yang harus dilakukan menjadi terhambat karena adanya PSBB.
Due diligence merupakan sebuah proses investigasi atau audit terhadap produk atau perusahaan sebelum sebuah perusahaan sampai pada pengambilan keputusan (investasi, penjualan, atau pembelian). Pemberlakuan PSBB membuat MCI tidak bisa melakukan due diligence, seperti mengunjungi startup dan bertemu dengan nasabah startup tersebut.
Namun hal ini tidak berarti MCI membatalkan pendanaannya, melainkan hanya menunda hingga situasi lebih kondusif. Dana yang disiapkan untuk tahun 2020, dianggarkan tidak hanya untuk startup baru, melainkan juga untuk startup yang sebelumnya sudah masuk dalam portofolio MCI.
Sebagai contoh, jika MCI sudah masuk pendanaan Series A startup, kemudian startup tersebut melakukan fundraising di Series B atau Series C, maka MCI harus tetap ikut supaya tidak terdilusi. Total dana yang dianggarkan tahun ini untuk startup baru mau pun ke portofolio yang sudah ada bisa mencapai lebih dari Rp50 miliar.
Dana yang dianggarkan setiap tahunnya bisa berbeda, tergantung dana yang tersedia, suntikan dari induk MCI yaitu Bank Mandiri, dan tak lupa juga melihat ekosistem startup pada saat itu. MCI tidak pernah menargetkan jumlah startup yang akan disuntik dana setiap tahunnya. Investasi yang dilakukan berdasarkan kebutuhan dari Bank Mandiri Group dan juga melihat dana yang tersedia.
Eddi melihat bahwa strategi bakar uang kini tidak terlalu sustainable, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19. Pihak MCI selalu menanyakan path to profitability terhadap startup yang sudah menjadi portofolio mau pun startup baru yang rencananya akan disuntik dana.
Startup harus bisa memetakan kapan usaha mereka bisa memperoleh untung. Investor akan lebih selektif dalam urusan memilih startup yang akan didanai dengan adanya pandemi. Maka dari itu, diperlukan strategi selain bakar uang supaya perusahaan tersebut dapat bertahan.
Sebagai anak perusahaan lembaga keuangan, MCI melihat fintech sebagai fokus startup yang akan didanai. Meski begitu fintech sendiri memiliki variabilitas yang luas, mulai dari lending, payments, hingga remittance.
Kini MCI sedang mencari fintech yang bergerak di bidang remittance dan insurtech, karena portofolio yang dimiliki saat ini sudah mencakup startup fintech di bidang lending dan payments.
(Indonesiatech)