Perusahaan startup nampaknya kesulitan menghadapi pandemi Covid-19. Hampir semua perusahaan pada umumnya melakukan pengurangan jumlah karyawan karena dianggap menjadi salah satu cara agar bisa bertahan dalam jangka panjang dan demi mengurangi dampak negatif lebih luas lainnya.
Perusahaan rintisan yang belum lama ini diketahui telah melakukan pengurangan jumlah karyawannya cukup signifikan antara lain seperti Uber Technologies, Airbnb, Traveloka, Agoda, dan masih banyak lagi.
Menurut Heru Sutadi, pengamat teknologi sekaligus Executive Director Indonesia ICT Institute, secara umum pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi semua perusahaan startup. Baik itu unicorn, decacorn, dan lainnya.
Heru mengatakan, terdapat perusahaan yang kinerja cash flow-nya sudah stabil, dan masih ada perusahaan yang hemat sehingga bisa bertahan. Meskipun demikian, lanjut Heru, secara umum startup belum stabil, karena masih melakukan bakar uang sehingga pandemi yang berlangsung sedikitnya tiga bulan ini.
“Covid dalam tiga bulan pertama ini makin buat perusahaan sempoyongan,” ujar Heru, Selasa (16/06).
Heru menambahkan, situasi tidak stabilnya startup ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di tingkat internasional.
“Status unicorn itu status investasi tapi secara fundamental belum ketahuan kinerjanya. Misalnya, OVO yang masih berdarah-darah dan belum untung-lah,” kata Heru.
Ditambah belum ada kejelasan soal situasi ekonomi global dan termasuk Indonesia setelah terjadinya pandemi, Heru menyampaikan, pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi pilihan terakhir yang harus ditempuh.
“Ada yang juga langsung dirumahkan dan dibayar kemudian nanti mereka gabung lagi. Ada berbagai macam cara dilakukan,” kata Heru.
Saat ini startup internasional yang harus kurangi karyawan dalam jumlah signifikan salah satunya adalah Uber Technologies. Perusahaan pionir ride-hailing itu mengumumkan PHK sebanyak 3.700 karyawan tetap atau sekitar 14 persen dari total karyawan mereka.
Begitu pula startup perhotelan, Airbnb, yang melakukan PHK kepada 25 persen atau 1.900 karyawan mereka. Traveloka juga diberitakan telah memberhentikan sebagian besar stafnya. Pengurangan karyawan Traveloka disebut-sebut sekitar 100 orang atau 10 persen karyawan di startup ini. Kebijakan ini telah dilakukan sejak awal April 2020. Platform digital pemesanan hotel dan property, Agoda, juga memutuskan untuk melakukan PHK kepada sekitar 1.500 karyawannya di 30 negara.
(Indonesiatech)