Seluruh dunia sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Berbagai sektor bisnis pun ikut goyah, tak terkecuali startup teknologi.
Amerika Serikat kini menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia, yaitu 2.234.471 kasus (data 17 Juni 2020). Jumlah pengangguran di Amerika pun terus meningkat seiring dengan krisis ekonomi yang timbul karena pandemi.
Sejak Maret 2020, sudah banyak startup yang melakukan pengurangan jumlah pegawai. Sebanyak 26.525 pekerja di 30 startup terkemuka kini harus kehilangan pekerjaannya. Sektor startup yang paling banyak melakukan pengurangan pegawai ialah mereka yang fokus pada transportasi, perjalanan wisata, dan ritel.
Uber merupakan startup dengan jumlah pengurangan pegawai terbesar, yaitu mencapai 6.700 orang atau sekitar 25% dari keseluruhan pegawai. Berikutnya terdapat Groupon, startup pada bidang ritel, yang terpaksa memangkas 44% dari jumlah pegawainya, yaitu sejumlah 2.800 orang.
Sementara itu, jumlah pemesanan kamar yang terus menurun hingga 40% juga memaksa Airbnb untuk memberhentikan 1.900 pegawainya. Toast, perusahaan software restoran berbasis cloud, harus memangkas 1.300 orang, jumlah yang mencapai 50% total pegawainya.
Startup yang melakukan PHK terbanyak berikutnya ialah Magic Leap dan Yelp yang sama-sama mengurangi 1.000 pegawai. Jumlah ini diikuti oleh Lyft yang memangkas 982 pegawai, Juul dan TripAdvisor yang keduanya memangkas 900 pegawai. Startup bidang olahraga, Flywheel Sports, mengurangi 98% jumlah pegawainya, yaitu sebanyak 784 orang.
Hingga tahun 2021, pendapatan perusahaan berbasis gig-economy diproyeksikan akan menurun setidaknya 30 persen.