Grab Inc. yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ke sejumlah karyawan dan penutupan beberapa bisnisnya, dinilai menjadi langkah yang tepat.
Daniel Tumiwa, Chairman Next Indonesia Unicorn (Nexticorn) mengatakan, peristiwa PHK tidak dapat dijadikan patokan atas baik atau buruknya prospek perusahaan, terutama perusahaan superapp seperti Grab.
Daniel justru menilai PHK menunjukkan kedewasaan manajemen sebuah perusahaan.
Langkah pengurangan karyawan memang seharusnya diambil oleh tiap perusahaan di tengah kondisi mendesak seperti sekarang.
Maka dari itu, lanjut Daniel, perusahaan yang melakukan PHK di tengah pandemi justru lebih kuat dibandingkan dengan perusahaan yang belum mengambil langkah tersebut.
“Lay off tidak berarti kondisi [perusahaan] melemah. Ini masalah irama bisnis. Lalu, perencanaan kan kena koreksi, kemungkinan mundur selama 18 bulan sehingga banyak area yang tidak memerlukan tim sampai kondisi pulih. Jadi, saya melihat yang duluan lay off artinya justru lebih kuat, dan yang belum justru saya lihat sebagai tidak decisive,” ujar Daniel, Rabu (17/6).
Selain melakukan PHK terhadap 360 karyawannya, Grab juga berencana melakukan penghentian sejumlah proyeknya. Hal ini dilakukan untuk menyelamatkan perusahaan di tengah pandemi Covid-19.
Dalam surat yang dikirimkan kepada karyawan Grab pada Selasa (16/6), CEO dan Co-Founder Grab Anthony Tan mengatakan, sejak Februari lalu perusahaan telah melihat dampak besar dari adanya pandemi Covid-19. Anthony memperkirakan resesi itu akan berlangsung lama dan perusahaan harus mempersiapkan diri.
Anthony juga mengatakan, Grab selama beberapa bulan terakhir telah memperhatikan semua komponen biaya, termasuk mengurangi pengeluaran, dan melakukan pemotongan gaji untuk manajemen senior.
Kendati demikian, Anthony menyadari bahwa perusahaan tetap harus melakukan perampingan di beberapa sisi untuk mengatasi tantangan ekonomi pascapandemi.
“Untuk dapat mencapai hal tersebut, kita akan menghentikan beberapa proyek non-esensial, mengkonsolidasikan fungsi-fungsi di perusahaan untuk efisiensi yang lebih besar,” ujar Anthony dalam surat kepada karyawan Grab.
Maka efisiensi dan rasionalisasi yang dilakukan oleh Grab dan beberapa perusahaan lainnya untuk menyiasati dampak pandemi Covid-19 merupakan pilihan yang tepat. Tujuan utamanya tentu saja agar perusahaan “survive”.
Wira Yudha, Redaktur Indonesiatech.id