Tren pendanaan ke startup sektor logistik pada semester II tahun 2020 diprediksi meningkat. Hal ini melanjutkan tren investasi pada semester pertama tahun 2020 yang lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun di tengah pandemi Covid-19.
Tercatat ada 4 kesepakatan investasi di sektor startup logistik Tanah Air pada semester I/2020 dengan nilai mencapai US$57,7 juta atau sekitar Rp.820 miliar. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, tercatat ada 2 jumlah kesepakatan investasi dengan nilai US$54,4 juta atau sekitar Rp.774 miliar.
Pada semester II/2019 ini diprediksi akan menjadi musim panen bagi startup logistik. Tercatat sudah ada 5 kesepakatan investasi startup sektor logistik dengan nilai mencapai US$31,44 juta atau sekitar Rp.447 miliar.
Edward Ismawan Chamdani selaku Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) mengatakan, tren tersebut akan terus berlanjut tahun ini dengan banyaknya investor yang mengucurkan modal ke sektor logistik.
Selain itu, jelas Edward, banyaknya perusahaan startup yang mulai beralih ke sektor logistik ikut memicu minat investor untuk menanamkan modal di sektor ini.
“Banyak perusahaan-perusahaan jasa logistik baru yang bermunculan, seperti Shipper.id yang sebelumnya fokus di agregator sudah mulai masuk ke layanan logistik. Begitu juga dengan Bhinneka.com juga akan mulai,” ujar Edward, Jumat (19/6).
Adapun, proses bisnis digital tersebut dinilai dapat meningkatkan transaksi dan jumlah konsumen aktif.
Kendati demikian, meningkatkan transaksi serta memperluas cakupan layanan masih menjadi tantangan bagi startup sektor logistik. Oleh karenanya, perusahaan dapat melibatkan jaringan lokal dalam hal membangun infrastruktur yang baru.
“Dibandingkan dengan developing new business, startup logistik bisa juga mengotomasi proses bisnis yang sudah ada. Jadi, tidak mengganggu existing business tapi menginovasi the way they work via digital technologies,” pungkas Edward.
(Indonesiatech)