Pandemi Covid-19 telah menyebabkan sejumlah perusahaan startup berbasis teknologi melakukan banyak cara untuk mempertahankan bisnis mereka, termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal tersebut disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah seperti pembatasan sosial sehingga layanan menjadi terganggu dan tak adanya pemasukan. Maka dari itu perusahaan harus menghemat biaya operasional.
Sejak 11 Maret hingga 17 Juni 2020, dikutip dari Layoffs.fyi, terdapat sekitar 500 startup terdampak secara global. Perusahaan-perusahaan ini terpaksa PHK 64.400 karyawan. Sementara itu di Asia, setidaknya ada 43 startup yang merumahkan sekitar 12.601 karyawannya.
Startup di sektor perjalanan dan pariwisata mendominasi angka PHK tersebut. Seperti Agoda dari Singapura yang PHK 1.500 orang atau sekitar 25% dari total karyawannya. Ada pula Airy Rooms dari Indonesia yang harus gulung tikar karena tak mampu bertahan di tengah badai krisis.
Begitu pula dengan Hooq dari Singapura dan Iflix dari Malaysia. Startup pemberi layanan video streaming tersebut juga merugi. Mereka merumahkan puluhan hingga ratusan karyawannya.
“Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi pasar yang nyaris tumbang akibat pandemi Covid-19 serta tantangan ekonomi yang sangat berat. Tentunya kami sangat menyesal akan keputusan ini,” kata Louis Alfonso Kodoatie, CEO Airy Rooms Indonesia.
(Indonesiatech)