Kabarnya, startup e-commerce Tokopedia memperoleh pendanaan US$ 500 juta (sekitar Rp 7,1 triliun) dari investor asal Singapura, Temasek. Pendanaan ini disebut sebagian bagian dari putaran pendanaan terakhir perusahaan itu.
“Kami tidak berkomentar untuk spekulasi atau rumor pasar,” ujar Nuraini Razak selaku VP of Corporate Communications Tokopedia, Senin (22/6).
Sebelumnya pada awal tahun ini Tokopedia memang dikabarkan menggalang pendanaan baru.
“Tidak hanya soal uangnya, tetapi juga best practice-nya. Bagaimana penerapan teknologi atau bisnis dari Alibaba di tempat lain misalnya,” ujar Nuraini, Februari lalu (19/2) di Jakarta.
Penerapan teknologi ataupun model bisnis yang Alibaba jalankan dinilai memberikan nilai tambah bagi Tokopedia ke depan. Oleh karenanya, ketika Tokopedia menemukan investor yang cocok dan bisa memberi nilai tambah, maka perusahaan bakal melakukan pendanaan.
“Itu merupakan saat yang tepat bagi kami untuk menambah partner (investor),” ujar Nuraini.
Nuraini juga sempat mengatakan bahwa perusahaan membidik investor yang bisa memberi Tokopedia nilai tambah, seperti Alibaba, Softbank, dan Sequoia Capital. CEO Tokopedia William Tanuwijaya menilai ketiga investor tersebut memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
William juga mengatakan, dirinya berharap bisa menarik investor baru sebelum melantai di bursa saham. Tokopedia rencananya bakal melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di dua bursa saham, yakni Indonesia dan di negara luar Asia. Meski demikian, William tidak mengungkapkan persis waktunya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan akan ada startup yang menjadi unicorn dan decacorn tahun ini. Begitu pula menurut pendapat beberapa modal ventura menilai, perusahaan startup di bidang pendidikan dan kesehatan berpeluang menjadi unicorn tahun ini.
Berdasarkan data CB Insight, valuasi Tokopedia melebihi US$ 7 miliar atau sekitar Rp 95,54 triliun.
(Indonesiatech)