Keberlangsungan pandemi Covid-19 hingga saat ini medorong terjadinya banyak perubahan dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Dalam beraktivitas sehari-hari kini terdapat protokol kesehatan yang harus diikuti untuk menekan penyebaran virus.
Tak hanya gaya hidup, ternyata pandemi juga mendorong terjadinya perubahan perilaku dan preferensi konsumen yang signifikan. Hal tersebut tentu berdampak pada perekonomian dan sektor bisnis yang terkait.
Startup decacorn karya anak bangsa, Gojek, pun tak luput dari dampak akibat perubahan perilaku tersebut. Penyedia super app yang sudah digunakan oleh lebih dari 170 juta pengguna di Indonesia dan Asia Tenggara ini baru saja mengumumkan strategi bisnis terbarunya dalam menghadapi pandemi.
Untuk dapat di tengah pandemi, Gojek memutuskan untuk fokus pada bisnis inti yang juga dapat membantu masyarakat dalam memasuki fase new normal, yaitu transportasi online, pesan-antar makanan, serta uang elektronik.
“Gojek menetapkan strategi yang fokus pada bisnis inti. Menyusul hal itu, maka sumber daya yang kami miliki sebagian besar dikonsentrasikan untuk mendukung bisnis transportasi online, pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok, serta dompet digital. Selain bisnis inti ini, layanan lainnya juga masih memiliki peluang untuk lebih berkembang seperti layanan kesehatan yang bekerja sama dengan Halodoc,” tutur co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Sulistyo.
Layanan transportasi online (GoRide dan GoCar), pesan-antar makanan (GoFood), serta uang elektronik (GoPay) telah banyak membantu banyak masyarakat selama pandemi ini. Sejak berlakunya pembatasan sosial, Gojek mencatat terdapat pertumbuhan hingga 80% dalam bidang logistik, seperti layanan belanja kebutuhan sehari-hari.
Selanjutnya, kedua co-CEO Gojek tersebut menjelaskan bahwa keputusan untuk memprioritaskan bisnis inti merupakan sebuah upaya untuk dapat tumbuh secara berkesinambungan dan mampu bertahan di tengah pandemi yang tidak bisa dipastikan kapan berakhirnya.
“Gojek berupaya menjaga ekosistem secara keseluruhan agar tetap mampu memberikan dampak sosial secara luas kepada sekitar 2 juta mitra dan 500.000 UMKM,” jelas Kevin dan Andre.
Gojek Hentikan Layanan yang Sangat Terdampak Pandemi
Startup yang diluncurkan pada tahun 2015 ini juga terpaksa menghentikan beberapa layanannya. Hal ini merupakan dampak dari situasi dan kondisi yang tidak mendukung serta terdapat perubahan perilaku konsumen yang memprioritaskan jaga jarak dan meminimalisasi adanya kontak fisik.
Layanan yang dihentikan ialah layanan pijak profesional (GoMassage) dan layanan jasa kebersihan (GoClean) yang merupakan bagian dari GoLife. Kedua layanan tersebut memang sulit dilakukan jika mengacu pada protokol jaga jarak dan minim kontak.
Selain GoLife, Gojek juga menghentikan GoFood Festivals yang terdapat di 9 lokasi di Indonesia. Kumpulan gerai makanan yang disertai oleh tempat nongkrong ini dirasa dapat mengundang keramaian dan tidak selaras dengan protokol new normal.
Sehubungan dengan penghentian layanan-layanan ini, Gojek pun melakukan restrukturisasi perusahaan. Sebanyak 430 pegawai (sekitar 9% dari total keseluruhan pegawai), yang merupakan bagian dari GoLife dan GoFood, akan meninggalkan Gojek.
Meski demikian, Gojek tetap memberi dukungan kepada para pegawai yang telah berjasa mengembangkan perusahaan selama ini. Bentuk dukungan itu berupa pesangon dengan jumlah di standar yang ditetapkan pemerintah, asuransi kesehatan hingga Desember 2020, serta diperkenankan menyimpan perangkat elektronik milik perusahaan yang selama ini digunakan untuk bekerja.
“Kami sangat berterima kasih bahwa kalian telah memberikan kontribusi berarti bagi kesuksesan Gojek selama bertahun-tahun. Kalian telah menjadi bagian yang bernilai dari sejarah dan perjalanan Gojek; setiap perusahaan akan beruntung untuk memiliki kalian di dalam tim mereka dan kami akan membantu kalian semaksimal mungkin untuk dapat melangkah lebih jauh di perjalanan karir kalian,” tutur Kevin.
Dalam menyampaikan keputusan ini, Gojek menggelar pertemuan townhall virtual sebanyak 16 kali yang dihadiri oleh seluruh pegawai. Kevin dan Andre ingin memastikan bahwa setiap divisi dan pegawainya dapat mendengar langsung pengumuman perubahan ini secara personal. Dalam pertemuan virtual ini, para pegawai yang memiliki pertanyaan pun dapat bertanya langsung pada kedua co-CEO Gojek tesebut.
(Indonesiatech)