• About
  • Contact
  • Advertise
  • Privacy Policy
Kabar Terbaru dari Dunia Teknologi dan Startup Indonesia
  • Startup
  • Market
  • investor
  • Kripto
  • Gadget
  • Fintech
  • Kebijakan
  • E-sport
  • Opini
No Result
View All Result
  • Startup
  • Market
  • investor
  • Kripto
  • Gadget
  • Fintech
  • Kebijakan
  • E-sport
  • Opini
No Result
View All Result
Kabar Terbaru dari Dunia Teknologi dan Startup Indonesia
No Result
View All Result
Home Startup

Pengamat: Langkah Konsolidasi Bisnis Inti Gojek Rasional

Kamis - 25 Juni, 2020
0 0
Pengamat: Langkah Konsolidasi Bisnis Inti Gojek Rasional

Gojek mengambil langkah untuk melakukan konsolidasi bisnis inti dan menghentikan layanan yang terdampak pandemi, yaitu GoLife | Foto: indonesiatech.id

Share on FacebookShare on Twitter

Pandemi Covid-19 telah membuat berbagai sektor bisnis terguncang. Startup yang bergerak pada sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang terdampak paling besar. Menurut data dari layoffs.fyi sejak tanggal 11 Maret 2020, sudah ada 14.171 pegawai startup seluruh dunia bidang transportasi yang terkena dampak restrukturisasi.

Keputusan untuk melakukan restrukturisasi berkaitan erat dengan keputusan perusahaan untuk melakukan konsolidasi bisnis. Dengan mengubah strategi menjadi fokus pada bisnis inti, startup dinilai akan lebih mampu bertahan di tengah pandemi.

ArtikelTerkait

Gojek dan Shopee: Brand Paling Banyak Dibicarakan di Twitter 2020

Ini Alasan Telkomsel Investasi di Startup dan Digital Telco Company

Tutup Kantor Operasional di Indonesia, Aplikasi Zomato Masih Bisa Digunakan

Startup karya anak bangsa, Gojek, pun mengambil langkah serupa. Pada 23 Maret lalu, Gojek mengumumkan akan fokus pada layanan utamanya, yaitu transportasi online, pesan-antar makanan, dan uang elektronik. Hal ini membuat Gojek harus melakukan restrukturisasi dan melepas sejumlah pegawai dari divisi layanan yang terdampak pandemi.

Rhenald Kasali, Pengamat Bisnis serta founder Rumah Perubahan, mengatakan bahwa saat ini semua sektor bisnis sedang terdampak pandemi. Maka dari itu ia menilai keputusan perusahaan untuk melakukan restrukturisasi adalah hal yang wajar, karena dalam kondisi ini opex (operational expenditure) lebih penting diperhatikan, dibanding capex (capital expenditure).

“Dalam hal capex, perusahaan bisa menundanya tapi untuk opex, saat ini semua perusahaan dituntut melakukan penghematan,” ujar Rhenald.

Ia juga mengatakan agar keputusan startup yang melakukan reorganisasi bisnis ini tidak perlu didramatisasi. Keputusan tersebut menurut Rhenald bukan lah suatu ukuran daya tahan perusahaan, karena daya tahan bisnis perusahaan terletak pada bidang bisnisnya.

“Saat perusahaan memiliki dana cukup, dia bisa eksplorasi. Tapi selanjutnya, dari hasil eksplorasi itu, dia bisa menilai bisnis mana yang akan jadi fokusnya. Kemudian ketika terjadi guncangan ekonomi, semua perusahaan harus lakukan pemangkasan, trimming,” jelas Rhenald.

Poltak Hotradero, Pengamat Ekonomi yang juga Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI), juga mengungkapkan bahwa Gojek memilih langkah tepat dengan melakukan konsolidasi ke bisnis intinya.

“Jika pada awalnya dia mungkin ekspansi dengan membuka layanan tambahan, lalu di tengah jalan dia konsolidasi, itu lebih karena dia menganalisa lini apa yang bisa tumbuh, mana yang tidak bisa. Lalu jika akhirnya dia memutuskan memperkuat lini usaha tertentu, keputusan itu wajar,” tutur Poltak.

Kondisi pandemi yang menerpa seluruh dunia ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam tataran global, Poltak juga menyebutkan terjadi konsolidasi yang bertujuan memperkuat bisnis inti.

Hal ini dapat ditemui pada sektor bisnis yang terdampak pandemi, seperti penerbangan, akomodasi, hingga pembiayaan. Meski demikian, Poltak menyebutkan bisnis pengantaran (delivery) justru mengalami pertumbuhan di tengah pandemi.

(Indonesiatech)
Tags: Covid-19GojekPoltak HotraderorestrukturisasiRhenald Kasali
Next Post
Jatuh Bangun Startup Perhotelan Saat Pandemi Covid-19

Jatuh Bangun Startup Perhotelan Saat Pandemi Covid-19

Instagram Feed

  • 10 Tren Teknologi Startup Versi Menristek Menteri Riset dan Teknologi Menristek Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional BRIN Bambang PS Brodjonegoro memprediksikan akan ada 10 tren teknologi yang akan berkembang saat periode kenormalan baru new normal mendatang Bambang menyampaikan sepuluh tren teknologi tersebut akan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan rintusan atau startup Indonesia Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 2zB2bGd startupteknologi menristek
  • Indonesia Pasar Potensial untuk Investor P2P Lending Asing Jumlah pemberi pinjaman lender asing yang menyalurkan pinjaman melalui fintech peer to peer P2P lending pada bulan April 2020 tercatat mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan OJK jumlah rekening lender asing pada bulan April 2020 jumlahnya mencapai 3 837 rekening Tumbur Pardede Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia AFPI mengatakan bahwa kemudahan berinvestasi sebagai lender melalui platform P2P menjadi salah satu alasan pasar P2P lending Indonesia banyak dilirik lender asing Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 2zEUWgu indonesia investor p2plending fintech
  • YLKI Akses Data Kemendagri untuk Pinjaman Online Lewati Batas Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian Dalam Negeri baru-baru ini membuka akses data kependudukan pada sejumlah perusahaan teknologi finansial fintech yang memiliki layanan pinjaman online Rio Priambodo Staf Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI menanggapi berita tersebut dan menyampaikan bahwa dibukanya akses data kependudukan dan catatan sipil dukcapil kepada perusahaan fintech merupakan sebuah langkah yang sudah melewati batas Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 2YHPAta ylki kemendagri pinjamanonline fintech
  • Kejora Ventures Prediksi Startup Fintech Indonesia Tumbuh Saat Pandemi Kejora Ventures merupakan perusahaan modal ventura venture capital asal Indonesia yang baru-baru ini memiliki anak perusahaan yaitu Orbit Fund Perusahaan baru ini merupakan bentuk kerjasama antara Kejora Ventures dan SBI Holdings perusahaan layanan finansial asal Jepang Richie Wirjan VP of Investment Kejora-SBI Orbit Fund diwawancarai CNBC Indonesia perihal peluang pertumbuhan startup di tengah pandemi Covid-19 Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 2Y6z1YI kejoraventures startup fintech orbitfund
  • Hadapi Krisis Softbank Keluarkan Rp 42 triliun untuk Buyback Saham Sejak awal Maret 2020 Softbank telah mengumumkan rencana perusahaan untuk membeli kembali buyback sahamnya sendiri senilai US 4 7 miliar atau setara Rp66 triliun pada Maret 2021 Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kembali harga saham setelah portofolio investasi Softbank mengalami penurunan valuasi Perusahaan yang melakukan buyback saham akan menggunakan dana yang dimiliki untuk berinvestasi membeli saham perusahaannya sendiri dari publik Jika jumlah kepemilikan saham publik dalam perusahaan makin kecil maka likuiditas perusahaan akan tetap terjaga Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 3d6naOA krisis softbank saham portofolio investasi
  • Pandemi Covid-19 Mandiri Capital Hindari Startup yang Bakar Uang Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi sekarang ini nampaknya tidak menghentikan para investor untuk menyuntikkan dana kepada perusahaan-perusahaan rintisan Seperti contohnya Gojek yang mendapat suntikan dana dari Google Facebook Paypal dan startup Hotel Kapsul Bobobox yang mendapat pendanaan dari Horizon Ventures dan Alpha JWC Wawancara yang dilakukan CNBC Indonesia dengan Eddi Danusaputro CEO Mandiri Capital Indonesia MCI membahas strategi pendanaan MCI di masa pandemi Edi menyatakan bahwa sebagai sebuah perusahaan modal ventura MCI harus memperhatikan time horizon utamanya untuk memperkirakan jangka waktu investasi MCI sendiri mengkategorikan perusahaannya sebagai long time investor Selengkapnya kunjungi indonesiatech id https bit ly 30JMd7F covid19 mandiri capital startup
No Result
View All Result

Twitter Timeline

Populer

  • Gojek dan Shopee: Brand Paling Banyak Dibicarakan di Twitter 2020

    Gojek dan Shopee: Brand Paling Banyak Dibicarakan di Twitter 2020

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Startup Lokal Kembangkan Media Sosial dengan Blockchain dan Fingerprint Combat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukalapak Bersama GrabKios Sediakan Produk Digital di 5 Juta Warung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dampak Resesi Pada Investor Startup RI dari Singapura dan Korea Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buka Kesempatan Kolaborasi, Bank Jago Akan Menjadi Bank Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Terkini

  • 10 Kesalahan PR yang Dilakukan Banyak Startup 
  • Gojek dan Shopee: Brand Paling Banyak Dibicarakan di Twitter 2020
  • Ini Alasan Telkomsel Investasi di Startup dan Digital Telco Company
  • Tutup Kantor Operasional di Indonesia, Aplikasi Zomato Masih Bisa Digunakan
  • Platform Gojek Bantu Digitalisasi UMKM dan Ekonomi Nasional
Indonesia Tech

© 2020 indonesiatech.id - All Rights Reserved

Navigate Site

  • About
  • Contact
  • Advertise
  • Privacy Policy

Follow Us

No Result
View All Result
  • Startup
  • Market
  • investor
  • Kripto
  • Gadget
  • Fintech
  • Kebijakan
  • E-sport
  • Opini

© 2020 indonesiatech.id - All Rights Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In