Hyppe Teknologi Indonesia (Hyppe), startup teknologi lokal asal Indonesia, kini tengah menyiapkan aplikasi media sosial yang siap bersaing dalam kancah internasional. Didirikan pada tahun 2018, saat ini sudah terdapat 10 unit bisnis yang disiapkan Hyppe.
Jumlah pengguna internet dan pengguna media sosial Indonesia memang tidak main-main. Laporan We Are Social mencatat ada kenaikan 17 persen pengguna internet Indonesia dari tahun lalu, jumlahnya pengguna tahun ini mencapai 175,4 juta. Angka ini sudah melebihi setengah populasi Indonesia yang totalnya sebanyak 272,1 juta jiwa.
Sedangkan jumlah pengguna media sosial Indonesia, menurut laporan Hootsuite, sudah mencapai angka 160 juta atau 59% dari jumlah penduduk. Waktu penggunaan media sosial Indonesia pun di atas rata-rata global, yaitu mencapai 3 jam 26 menit per harinya, sementara rata-rata global ialah 2 jam 24 menit.
Hyppe melihat potensi tingginya adopsi media sosial oleh masyarakat Indonesia ini. Hondo Wijaya, direktur utama Hyppe, mengatakan bahwa kesempatan Indonesia untuk memiliki media sosial sendiri, yang dapat dibanggakan dan bersaing pada tingkat global, masih terbuka.
Sepuluh bisnis yang disiapkan Hyppe untuk aplikasinya ialah:
- HyppeVid (large video content/landscape video)
- HyppeDiary (short video content/portrait video)
- HyppeStory (flash stroy)
- HyppeChat (chatting platform/avatar chat)
- HyppeCompetition (competition platform)
- HyppeSound (audio content & music player)
- HyppePic (photo/image content)
- HyppeScript (documents content/text format)
- HyppeLive (live streaming platform)
- HyppeGames (interactive/online games).
Aplikasi yang tengah dikembangkan oleh Hyppe ini dilengkapi dengan teknologi blockchain dan fingerprint combat sebagai basis teknologinya. Kedua teknologi ini dapat menjaga data hak kepemilikan pembuat konten, sehingga kepemilikannya dapat diakui seluruh dunia.
Selain sebagai platform media sosial, Hyppe juga merupakan platform sharing economy. Pembuat konten yang mengunggah karyanya pada aplikasi Hyppe dapat memonetisasi konten yang dibuatnya tersebut.
“Kami ingin membangun sebuah platform media sosial karya anak bangsa yang mampu bersaing di tingkat global. Mereka juga akan mendapat penghasilan melalui iklan konten dan iklan sponsor yang mereka tonton di aplikasi Hyppe,” ujar Hondo.
Hondo mengatakan bahwa saat ini aplikasi Hyppe masih berada pada tahap develop. Ia memprediksi bahwa menggunakan media sosial untuk berinteraksi sekaligus mendapat penghasilan akan menjadi habit baru para pengguna.
Sammy Goh, VP Hyppe Technology Holding’s Berhad (Asia), mengatakan bahwa saat ini Hyppe Indonesia telah menggandengn dua perusahaan teknologi raksasa dunia untuk membangun serta mengembangkan Hyppe sebagai plarform media sosial terbesar Indonesia. Peluncuran aplikasi Hyppe rencananya akan dilaksanakan pada tahun 2020 ini.