Ekonomi startup global saat ini tengah terpukul oleh krisis karena adanya pandemi Covid-19. Penurunan permintaan konsumen hingga penurunan investasi dari perusahaan modal ventura membuat beberapa startup melakukan restrukturisasi. Menurut data dari Global Startup Ecosystem Report dari startup Genome, krisis saat pandemi Covid-19 ini dapat menjadi “peristiwa kepunahan massal” bagi startup.
Pada kuartal pertama tahun 2020, pendanaan dari perusahaan modal ventura mengalami penurunan sebesar 20% secara global, dan 50% di Tiongkok. Sebanyak 72% startup telah melihat penurunan pendapatan sejak krisis bermula. Rata-rata startup mengalami penurunan pendapatan sebanyak 32%.
Data yang mengkhawatirkan dari laporan ini ialah, sebanyak 40% startup mengalami penurunan pendapatan hingga 40%, dan hanya terdapat 12% startup yang mengalami pertumbuhan signifikan. Startup Asia mengalami dampak terburuk jika dibanding benua lain, dengan pendapatan awal yang menyusut 39%. Benua Afrika mengalami penurunan pendapatan kedua terbesar, yaitu sebanyak 36 persen. Posisi itu diikuti oleh Amerika Selatan (32%), Eropa (27%), dan Oceania (25%).
Sektor pariwisata mengalami penurunan pendapatan yang terbesar sejak pandemi dimulai. Hal ini tidak mengejutkan mengingat keberadaan virus membuat banyak negara melakukan larangan bepergian serta wisata kini dapat dikategorikan memiliki risiko penularan yang tinggi. Angka penurunannya mencapai 70%.
Penurunan besar juga dialami sektor oleh otomotif hingga 43%. Permintaan mobil baru yang bak menguap menjadi penyebab utamanya. Seperti misalnya Toyota Astra Motor di Indonesia yang pada Maret 2020 lalu penjualannya anjlok hingga 30% dari bulan sebelumnya.
Sektor teknologi tidak merasakan dampak separah sektor lainnya, meskipun demikian startup teknologi tetap mengalami penurunan pendapatan. Misalnya startup media sosial dan perpesanan yang turun 22%, gaming turun 19%, serta blockchain dan kripto turun 14%.