Perusahaan fintech PT Likuid Jaya Inovasi atau lebih dikenal dengan nama Likuid, mengalami dilema selama pandemi Covid-19 terjadi.
Kenneth Tali selaku Chief Executive Officer (CEO) sekaligus pendiri Likuid mengatakan, industri kreatif yang mengajukan pendanaan naik hingga 300 persen. Namun tidak semua proposal dapat lolos persetujuan.
“Dari bulan Maret, April, Mei itu, kami lihat jumping orang yang meminta pendanaan 300 persen. Jadi dampaknya riil. Tapi honestly adanya pandemi ini jadi dilema karena not every project bisa kami masukan (beri pendanaan),” ujar Kenneth lewat acara bincang-bincang secara daring, Selasa (30/6).
“Dan kadang-kadang dilema juga kami except platform harus punya tanggung jawab dari creativepreneur atau project owner, dan juga kolaborator yang mendanai si creativepreneur,” lanjut Kenneth.
Sebagai langkah antisipasi kerugian akibat pembiayaan modal usaha, Likuid telah menentukan standar industri atau perusahaan yang akan didanai. Likuid harus menyeleksi perusahaan industri kreatif mana yang dapat diberikan suntikan dana.
“Yang bisa kami masukan (danai) at least financial understanding dan juga financial structure yang bagus. Supaya kolaborator yang masuk itu kami sudah takar risikonya,” ujar Kenneth.
(Indonesiatech)