Startup penyedia aplikasi pencatatan keuangan dan pengelolaan transaksi kredit untuk usaha mikro bernama BukuWarung, baru saja mengumumkan penggalangan pendanaan Praseri A yang dipimpin oleh Quona Capital. Quona Capital sendiri adalah perusahaan modal ventura yang berfokus di sektor teknologi finansial (fintech).
Tak hanya Quona Capital, investor existing BukuWarung seperti East Ventures, AC Ventures, Golden Gate Ventures, Tanglin Venture Partners, dan Michael Sampoerna pun ikut berpartisipasi di ronde pendanaan terbaru ini. Bahkan founder Snapdeal, yang juga merupakan investor di Khatabook, turut bergabung sebagai penanam modal. Total pendanaan yang didapat BukuWarung nantinya mencapai 8 digit.
Mayoritas dari 60 juta UMKM di Tanah Air masih mengandalkan proses manual dalam pencatatan dan pengelolaan keuangan, padahal UMKM berkontribusi kepada 60 persen PDB Indonesia.
BukuWarung hadir dalam bentuk aplikasi akuntansi yang membantu pemilik usaha mikro tersebut mengelola transaksi tunai dan kredit. Notifikasi tagihan utang yang menjadi salah satu fitur BukuWarung membuat pemilik usaha mampu menerima pembayaran utang 3x lebih cepat.
Pengguna BukuWarung bisa juga memantau arus kas dengan mudah karena aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mencatat berbagai jenis transaksi termasuk kredit, pengeluaran, dan penjualan yang kemudian dijadikan laporan keuangan.
Kini, sudah lebih dari 600.000 pedagang di sekitar 750 lokasi di Indonesia yang telah menggunakan aplikasi BukuWarung.
“Layanan yang fokus kepada usaha mikro di Indonesia sangat sedikit. Mereka juga kesulitan untuk mengakses layanan finansial berkualitas,” kata Abhinay Peddisetty selaku Co-founder BukuWarung.
“Akses yang terbatas ke bank dan institusi keuangan lain membuat pelaku usaha mikro mengandalkan pulpen, kertas, dan kalkulator untuk mencatat transaksi tunai dan kredit di toko mereka. Visi kami adalah membangun infrastruktur digital untuk 60 juta UMKM di Indonesia, yang diawali dengan aplikasi sederhana untuk pencatatan keuangan dan pembayaran digital. Quona Capital memiliki pengalaman panjang dalam mendorong inklusi keuangan di pasar negara berkembang. Mereka adalah partner yang tepat untuk turut serta mengembangkan infrastruktur digital Indonesia,” lanjut Abhinay.
Co-founder lain BukuWarung, Chinmay Chauhan mengatakan, pihaknya sudah berpengalaman membangun produk untuk usaha mikro di Asia Tenggara.
“Kami berdua berasal dari keluarga pemilik usaha mikro sehingga memahami kesulitan mereka dalam mengelola arus kas dan mengakses pinjaman untuk mengembangkan bisnis. Kami mendesain produk yang bisa digunakan dengan mulus oleh pelaku usaha pemilik ponsel low-end, kapasitas penyimpanan yang sedikit, atau konektivitas data terbatas. Dengan fokus ke produk yang simpel, kini BukuWarung telah melayani 50 jenis bisnis termasuk warung, toko kelontong, pedagang bahan makanan, kios pulsa, toko grosir, dan pedagang online,” jelas Chinmay.
(Indonesiatech)