PT Bank Jago Tbk sedang bertransisi menjadi bank berbasis teknologi dan akan merilis sebuah aplikasi layanan perbankan digital. Bank Jago akan berkolaborasi dengan pelaku ekosistem digital, termasuk perusahaan startup.
“Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan semua ekosistem, baik besar atau kecil, bahkan dengan startup kalau memang memiliki nilai yang sangat cocok dengan konsumen kami,” kata Kharim Siregar selaku Direktur Utama Bank Jago, Kamis (9/7).
Tak menutup kemungkinan, Bank Jago akan bekerja sama dengan startup besar seperti GoJek. Hal ini kemudian menjawab kabar sebelumnya tentang Bank Jago yang akan dijadikan bank untuk GoJek.
Bank Jago menargetkan kolaborasi melalui beragam pilihan platform, mulai dari e-commerce, aplikasi penyedia jasa transportasi, industri perjalanan, online shop, hiburan, hingga pembayaran digital dan fintech lending. Selain itu, Bank Jago juga akan menyasar segmen menengah dan mass market, di mana sebagian besarnya adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kharim menambahkan, apa yang dibangun oleh Bank Jago saat ini komponen dasarnya adalah teknologi mutakhir. Salah satunya adalah penggunaan cloud, yang menurut Kharim belum banyak dimanfaatkan di sektor perbankan. Padahal, teknologi ini sangat efisien.
“Karena kami banyak menggunakan cloud base techology, maka cost kami sangat efisien. Tidak ada butuh memiliki kapasitas yang tak terpakai,” ujar Kharim menambahkan.
Selain Cloud, teknologi lain yang dimanfaatkan pada ekosistem Bank Jago adalah kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Penggunaan AI menurut Kharim adalah untuk membantu pengambilan keputusan.
Untuk sistem keamanan, Kharim tidak menjabarkan secara spesifik apa saja alat yang akan digunakan Bank Jago. Namun, Kharim memastikan seiring dengan teknologi terkini yang digunakan, pihaknya juga akan menggunakan sistem keamanan yang terbaru.
Keputusan manajemen Bank Jago sebagai bank berbasis teknologi didasari pada banyak kajian mendalam tentang pergeseran tren layanan keuangan digital dan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari hari, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini. Oleh karena itu, manajemen Bank Jago menilai kemampuan bank beradaptasi dan memahami kebutuhan nasabah menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Terlebih lagi, cara pandang masyarakat pada layanan dan produk jasa keuangan juga berubah secara drastis dalam lima tahun terakhir. Puncaknya ketika pandemi Covid-19 melanda. Wabah ini memaksa masyarakat beradaptasi menggunakan teknologi digital dalam memenuhi kebutuhan sehari hari.
“Bagi kami, penerapan teknologi digital itu adalah sesuatu yang sangat penting, keniscayaan yang tak terhindarkan lagi,” kata Kharim.
Sementara itu terkait dengan pendanaan, Bank Jago masih memiliki kelonggaran dana setelah melakukan rights issue akhir tahun lalu, yang menghasilkan dana segar sebesar Rp 1,32 triliun. Dengan tambahan modal hasil rights issue, Bank Jago naik peringkat ke Bank BUKU II dengan ekuitas Rp1,3 triliun dan aset senilai Rp1,8 triliun per April 2020.
(Indonesiatech)