Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif semakin mendorong wirausaha bidang kuliner untuk segera menjadi food startup. Fadjar Hutomo selaku Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf mengatakan, bisnis kuliner di tengah pandemic seperti saat ini merupakan salah satu jenis bisnis yang masih menunjukkan peningkatan dan memiliki ketahan yang tinggi.
Oleh sebab itu, peluang menggeluti bisnis kuliner masihlah sangat besar dan juga cukup menjanjikan. Fadjar mengatakan, pihaknya kini mendorong lebih banyak wirausaha muda khususnya bisnis kuliner untuk menjadi food start up.
Fadjar mengatakan, Kemenparekraf juga sudah membuat program Food Startup Indonesia (FSI).
“Dengan program ini, kami harap dapat membantu pelaku ekraf kuliner untuk bangkit dan produktif kembali. Sehingga usaha kuliner mereka bisa berkembang dan memaksimalkan potensi yang ada,” ujar Fadjar, Jumat (31/7).
Fadjar juga mengatakan, sejak dibuka pendaftaran pada 20 April-31 Mei 2020 lalu, ada total peserta terdaftar sebanyak 6.499. Angka tersebut terbilang meningkat jika dibandingkan dengan penyelenggaraan FSI tahun lalu yang diikuti 719 pendaftar.
Fadjar mengatakan, bahwa situasi pandemi telah mengubah komposisi jenis perusahaan yang mendaftar ke FSI tahun ini.
“Tahun ini, jenis perusahaan food service mendominasi tiga kali lebih banyak dari food manufacture dengan jumlah masing-masing 4.749 perusahaan berbanding 1.700 perusahaan. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan bertahan kedua jenis perusahaan kuliner berbeda di masa pandemi dalam 4 bulan terakhir,” kata Fadjar.
Hanifah Makarim selaku Plt Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf menjelaskan, dengan adanya batasan anggaran yang disediakan, seluruh peserta terdaftar akan diseleksi ulang menjadi 1.000 peserta yang nantinya bisa mendapatkan materi-materi seperti video edukasi bisnis kuliner online, aplikasi kasir dan aplikasi akuntansi.
Lebih lanjut lagi, 1.000 peserta terpilih nantinya wajib mengirimkan pitchdeck yang kemudian dikurasikan hingga tinggal menjadi 100 peserta. 100 peserta terpilih itulah yang nantinya akan menerima bantuan.
“Proses seleksi menjadi 100 peserta ekraf akan diputuskan secara fair dan hati-hati oleh tim juri yang kompeten di bidangnya. Saat ini proses kurasi sudah hampir selesai untuk diumumkan 100 finalis. Pengumuman finalis akan dilakukan secara daring,” jelas Hanifah.
Hanifah Makarim lebih lanjut menjelaskan, peserta ekraf yang masuk sebagai finalis berhak mengikuti kegiatan Demoday yang akan dilaksanakan pada September mendatang di Yogyakarta.
“Demoday FSI merupakan kegiatan mentoring dan pitching forum pelaku usaha kuliner. Peserta Demoday berkesempatan mengikuti mentoring langsung, business coaching, mendapat akses permodalan, sekaligus akses pemasaran. Penyelenggaraan secara offline ini akan ditiinjau kembali melihat perkembangan terkini pandemi nanti,” tutup Hanifah.
(Indonesiatech)