Zomato, aplikasi direktori restoran asal India, mengumumkan akan menutup kantor operasionalnya di Indonesia. Meski demikian, para pengguna di Indonesia tetap dapat mengakses aplikasi yang berisi informasi terkait tempat makan seperti menu, jam operasional, serta ulasan dari pengguna Zomato lainnya.
“Untuk pemeliharaan konten akan langsung dilakukan dari HQ di India,” jelas perwakilan Zomato, dilansir dari KompasTekno (20/10/2020).
Selain itu, Zomato juga menghentikan fitur Zomato Pro atau Zomato Gold di Indonesia. Fitur berbayar ini memungkinkan pengguna untuk melakukan reservasi dan memilih menu makanan. Tak hanya itu, banyak pula restoran yang menyediakan promo khusus para pengguna fitur ini.
Para pengguna fitur Zomato Gold di Indonesia tidak perlu khawatir, karena dana yang sudah dibayar akan dikembalikan (refund) dalam kurun waktu 15-30 hari kerja.
Penutupan kantor operasional di Indonesia berarti Zomato juga memberhentikan karyawannya. Belum ada kepastian apa yang menyebabkan Zomato mengambil keputusan ini.
Meski demikian, kabar goyangnya start-up asal India ini telah berhembus pada bulan Mei lalu. TechCrunch melaporkan bahwa Zomato telah memberhentikan 13% karyawannya dari total 4.000 karyawan secara global.
Pada 19 Oktober 2020, e27.co menuliskan bahwa Zomato baru saja mendapat pendanaan sebesar US$ 52 juta untuk mulai melantai di bursa saham (initial public offering – IPO). Suntikan dana ini berasal dari Kora Investments, dan menjadi bagian dari putaran pendanaan US$ 600 juta yang sedang berlangsung, menurut Economic Times.
Zomato diperkirakan akan memulai IPO nya pada pertengahan 2021. Meskipun Covid-19 secara signifikan memperlambat penjualan selama periode lockdown di bulan April, Zomato telah melaporkan bahwa volume penjualan di India telah kembali normal dan pulih.