Aplikasi perpesanan Signal dan Telegram mengalami peningkatan permintaan mendadak setelah aplikasi paling populer di dunia, WhatsApp, mengumumkan perubahan pada kebijakan privasinya yang akan meningkatkan kapabilitas Facebook untuk menggunakan data pengguna.
Baru-baru ini WhatsApp memperbarui kebijakan privasinya dan jika pengguna menyetujui pembaharuan tersebut, maka pengguna akan membagikan informasi pribadi tertentu dengan Facebook. Data yang dikumpulkan oleh WhatsApp mencakup hal-hal seperti lokasi, alamat IP, model ponsel, OS, level baterai, kekuatan sinyal, browser, jaringan seluler, ISP, bahasa, zona waktu, IMEI, dan banyak lagi.
Popularitas Signal melonjak jauh pada hari Kamis (7 Januari) setelah didukung oleh Elon Musk, yang memiliki salah satu akun dengan jumlah follower terbanyak di Twitter. Lebih dari 100.000 pengguna menginstal Signal dalam dua hari terakhir, baik melalui Google Play Store atau pun App Store, menurut perusahaan analisis data Sensor Tower.
Signal Messenger, LLC, organisasi perangkat lunak yang mengelola pengembangan produk dari Signal, didirikan dan didanai oleh Brian Acton, salah satu pendiri WhatsApp yang kecewa dan secara terbuka mengecam praktik privasi perusahaan sebelumnya.
Sementara itu, Pavel Durov, pendiri dan CEO Telegram, mengklaim bahwa terdapat 25 juta pengguna baru bergabung dengan Telegram dalam durasi 72 jam terakhir. Angka ini juga membawa pengguna aktif bulanan Telegram mencapai lebih dari 500 juta pengguna.
Sebagai perbandingan, rata-rata Telegram memiliki sekitar 1,5 juta pengguna baru per hari pada tahun 2020. Pavel Durvov juga mengatakan bahwa hal ini bergantung pada janji privasi dan keamanan perusahaannya yang sederhana, di atas segalanya.