Spekulasi tapering terus menekan harga emas dunia belakangan ini. Dampaknya, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. kembali turun pada perdagangan Kamis (10/6/2021).
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini turun 0,31% ke Rp 954.000/batang. Sementara itu satuan 100 gram yang biasa dijadikan acuan turun 0,33% ke Rp 89.612.000/batang atau Rp 896.120/gram.
PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 527.000 | Rp 1.054.000 |
1 Gram | Rp 954.000 | Rp 954.000 |
2 Gram | Rp 1.848.000 | Rp 924.000 |
3 Gram | Rp 2.747.000 | Rp 915.667 |
5 Gram | Rp 4.545.000 | Rp 909.000 |
10 Gram | Rp 9.035.000 | Rp 903.500 |
25 Gram | Rp 22.462.000 | Rp 898.480 |
50 Gram | Rp 44.845.000 | Rp 896.900 |
100 Gram | Rp 89.612.000 | Rp 896.120 |
250 Gram | Rp 223.765.000 | Rp 895.060 |
500 Gram | Rp 447.320.000 | Rp 894.640 |
1000 Gram | Rp 894.600.000 | Rp 894.600 |
Penurunan harga emas Antam pada hari ini mengikuti emas dunia yang turun 0,24% ke US$ 1.888,29/troy ons. Spekulasi tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset bank sentral Amerika Serikat (The Fed) membuat harga emas dunia turun 2 hari beruntun.
Tapering bisa membuat harga emas anjlok tajam seperti yang terjadi pada tahun 2013. Sebelum tahun lalu, rekor tertinggi harga emas US$ 1.920,3/troy ons yang dicapai pada 6 September 2011.
Pada pertengahan tahun 2013 The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke akhirnya mengeluarkan wacana untuk mengurangi QE atau tapering yang memicu gejolak di pasar finansial yang disebut taper tantrum.
Sejak saat itu, harga emas terus merosot hingga ke titik terendah yang dicapai yakni US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015. Artinya, jika dilihat dari rekor tertinggi tahun 2011 hingga ke level terendah tersebut, harga emas dunia ambrol 45,54% dalam tempo 4 tahun.
Pelaku pasar saat ini menanti rilis data inflasi AS malam ini. Inflasi merupakan salah satu indikator yang digunakan The Fed dalam menentukan kapan tapering dilakukan.
Semakin tinggi inflasi, maka spekulasi tapering akan semakin menguat. Tetapi di sisi lain, emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Semakin tinggi inflasi maka permintaan emas akan semakin meningkat. Sehingga masih akan ada “tarik tambang” di pasar emas, seperti yang diungkapkan oleh Philip Streible, analis dari Blue Line Futures.
“Ini adalah tarik tambang antara bull (investor yang mengambil posisi beli) dan bear (investor yang mengambil posisi jual) di kisaran US$ 1.900/troy ons,” kata Streible, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (8/6/2021).
SUMBER
(Indonesiatech)
Komentar