Setelah sempat pulih dan menguat, harga mata uang kripto (cryptocurrency) kembali berjatuhan pada perdagangan Jumat (11/6/2021) pagi waktu Indonesia.
Berdasarkan data dari Investing pukul 09:00 WIB, harga Bitcoin melemah 1,61% ke level US$ 36.316,70/koin atau setara dengan Rp 516.377.730/koin, Ethereum merosot 6,06% ke US$ 2.427,14/koin (Rp 31.519.999/koin), Binance Coin ambles 5,98% ke US$ 246,70/koin (Rp 4.929.376/koin).
Berikutnya Litecoin turun 2,42% ke posisi US$ 166,69/koin (Rp 2.366.624/koin), Chainlink ambruk 9,23% ke US$ 22,69/koin (Rp 322.708/koin), Ripple terkoreksi 5,16% ke US$ 0,853/koin (Rp 12.140/koin), Cardano terpangkas 5,53% ke US$ 1,513/koin (Rp 21.514/koin), dan Dogecoin terdepresiasi 4,94% ke US$ 0,322/koin (Rp 4.568/koin)
Harga aset berbasis blockchain kini kembali bergerak di zona merah, setelah sehari sebelumnya sempat rebound ke zona hijau. Pelemahan pasar kripto terjadi setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada periode Mei 2021 yang tercatat naik signifikan.
Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan Indeks Harga Konsumen atau IHK(consumer price index/CPI) periode Mei 2021 mencapai angka 5% secara tahunan.
Angka ini jauh di atas polling ekonom oleh Dow Jones yang mengestimasikan angka 4,7%. Per April lalu, inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.
Cryptocurrency dikenal dengan volatilitas yang cukup tinggi dan beberapa ahli mengatakan crash di pasar kripto cenderung akan kembali terjadi pada akhir pekan ini.
“Ini telah menjadi fenomena dalam kripto selama beberapa tahun,” kata Stephen McKeon, profesor keuangan di University of Oregon di Eugene.
Penurunan pada akhir pekan ini mungkin memiliki efek signifikan karena regulator menimbang masa depan mata uang digital. Inilah mengapa crash dapat mungkin terjadi, apalagi pagi hari ini pasar kripto mulai berbalik arah kembali ke zona merah.
Selain itu, investor yang merotasi investasinya kembali ke saham-saham ‘meme’ juga menjadi pendorong harga Bitcoin dan kripto lainnya kembali melemah pada pagi hari ini.
Saham ‘meme’ kembali menguat dan kembali diincar oleh investor dalam beberapa hari terakhir. Fenomena “takut ketinggalan,” atau FOMO kembali terjadi, namun kali ini tidak di pasar kripto. Seperti saham AMC Entertainment, BlackBerry, GameStop dan Wendy’s telah melesat tinggi selama sebulan terakhir.
Investor kripto juga sepertinya sedang melirik koin digital yang didukung oleh versi fisik dari emas. Menurut data yang dikumpulkan oleh Arcane Research, total kapitalisasi pasar koin digital yang didukung emas telah tumbuh 30 kali lipat sejak awal tahun 2020, mencerminkan lonjakan permintaan.
Foto: CoinDesk, The Terminal & Bloomberg Finance L.P
|
Banyak investor telah memasukkan dananya ke dalam Bitcoin selama setahun terakhir dengan anggapan bahwa Bitcoin dapat berfungsi sebagai aset lindung nilai (hedging) dari inflasi, alias sejenis “emas digital”.
Tetapi harga Bitcoin telah jatuh dalam beberapa bulan terakhir, yang kini berada di kisaran level US$36.525/koin, jauh dari level tertinggi sepanjang masa di sekitar level US$ 65.000/koin pada April lalu.
SUMBER
(Indonesiatech)
Komentar