Emiten Grup Lippo, PT Multipolar Tbk (MLPL) membeberkan penyebab penurunan investasi sebesar 6% atau setara dengan Rp 146 miliar pada entitas asosiasi untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2020.
Corporate Secretary MLPL, Natalie Lie, dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, penurunan investasi pada entitas asosiasi disebabkan oleh menurunnya nilai buku investasi pada PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sekitar Rp 161 miliar karena entitas asosiasi tersebut membukukan kerugian di tahun 2020.
“[Kerugian] yang disebabkan oleh penutupan sementara hampir seluruh toko Matahari Departement di beberapa bulan di tahun 2020 mengikuti kebijakan pemerintah dalam membatasi penyebaran Covid-19,” kata Natalie Lie, Jumat (11/6/2021).
Lebih lanjut, dijelaskan Natalie, sebagai perusahaan yang fokus di bidang investasi, perseroan secara proaktif dan terus-menerus mencari peluang berinvestasi termasuk pada entitas asosiasi maupun investasi jangka panjang.
“Perseroan selalu akan mempertimbangkan investasi tambahan, jika ada, khususnya di sektor dan perusahaan yang memiliki prospek masa depan yang cerah, termasuk dari entitas asosiasi yang berencana melakukan penambahan modal,” ungkapnya.
Setiap rencana tersebut, kata Natalie, nantinya akan dievaluasi sesuai dengan aspek komersial dan dalam tahun 2021 belum ada rencana yang konkrit yang masuk dalam agenda ekspansi perseroan. Kami akan terus menganut prinsip kehatian-hatian, khususnya di tengah pandemi Covid yang sedang terjadi.
Dia juga menjelaskan bawah pengendali MLPL adalah PT Inti Anugerah Pratama (IAP). IAP merupakan perseroan terbatas di bawah pengendalian keluarga Riady. Eddy Harsono Handoko merupakan Direktur dari IAP.
Saat ini BEI masih melakukan penghentian sementara perdagangan saham Multipolar. Otoritas bursa melakukan suspensi atas saham MLPL pada sesi pertama perdagangan Selasa kemarin (8/6/2021), di pasar reguler dana pasar tunai.
Kebijakan penghentian sementara perdagangan ini disebabkan karena telah terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham perusahaan milik grup Lippo tersebut.
“Bursa menghimbau kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” tulis surat yang ditandatangani oleh P.H Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Endra Febri Styawan dan P.H Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI Yayuk Sri Wahyuni, dikutip Selasa (8/6/2021).
Untuk diketahui, saat ini saham MLPL berada pada harga Rp 675/saham setelah pada perdagangan Senin (7/6/2021) kemarin ditutup menguat 17,39%. Dalam sepekan terakhir saham ini sudah menguat 41,21%. Sedang dalam 6 bulan terakhir saham ini sudah menguat hingga 850,70%.
Tahun lalu, LPPF mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 823 miliar berdasarkan data laporan keuangan unaudited. Kondisi ini berbalik dari tahun 2019 ketika LPPF masih mencetak laba bersih Rp 1,34 triliun.
LPPF juga mencatatkan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) negatif yakni Rp 22 miliar, dari EBITDA positif Rp 2,21 triliun.
Sementara itu laba kotor minus 54% di tahun lalu menjadi Rp 2,82 triliun dari tahun sebelumnya Rp 6,12 triliun.
Secara penjualan kotor sepanjang tahun lalu mengalami penurunan hingga 52,3% menjadi Rp 8,60 triliun, dari sebelumnya Rp 18,04 triliun.
SUMBER
(Indonesiatech)
Komentar