PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX), anak usaha PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS), menggandeng PT SiCepat Expres Indonesia untuk memasuki bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle.
Keduanya membentuk perusahaan patungan PT Energi Selalu Baru yang berfokus pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai dan berbagai layanan pendukungnya.
PT Digital Mediatama Maxima Tbk. dan PT Telefast Indonesia Tbk. akan memiliki saham minoritas di ESB dengan menyediakan dukungan komersial, infrastruktur dan ekosistem.
ESB juga akan memiliki saham mayoritas di perusahaan manufaktur EV, PT Volta Indonesia Semesta. ESB akan meningkatkan penyerapan dan penerimaan penggunaan EV di Indonesia dengan menyediakan distribusi sepeda motor listrik yang seamless dan layanan penukaran baterai (battery exchange), diberdayakan oleh platform digital dan teknologi Internet-of-Things (IoT).
Direktur Volta Willty Awan berharap dengan kerjasama tersebut bisa membawa layanan purna jual Volta yang sangat baik kepada pelanggan kami dengan kenyamanan bernilai tambah yang diberikan oleh platform digital NFCX.
“Volta akan menjadi rumah produksi utama sepeda motor listrik untuk ESB dengan NFCX menyediakan dan mengelola platform digital untuk registrasi dan pengelolaan kendaraan, pembayaran dan rewards,” ujarnya melalui siaran pers, Sabtu (12/6/2021).
Presiden Direktur NFCX Abraham Theofilus mengatakan melalui platform digital memungkinkan pengguna untuk mengelola kendaraan listrik mereka dan penggunaan baterai. Pihaknya berusaha untuk meredakan keraguan yang berkaitan dengan adopsi EV terutama perihal jarak tempuh dan frekuensi penggunaan.
Dalam prosesnya NFCX juga akan secara bertahap memperkenalkan mekanisme loyalitas dalam platform digital yang akan memberi reward kepada pengguna sepeda motor listrik.
CEO SiCepat The Kim Hai menjelaskan dengan teknologi baterai yang meningkat seiring berjalannya waktu, praktik ramah lingkungan dalam industri transportasi/logistik akan menjadi semakin terjangkau dan ekonomis.
Untuk tahap pertama, pihaknya juga akan menambahkan sekitar 5.000 sepeda motor listrik ESB ke dalam armada kami dan akan terus menambahkan sepeda motor listrik untuk mendukung upaya Pemerintah menuju Indonesia yang lebih hijau.
Di sisi lain Presiden Direktur TFAS Jody Hedrian mengatakan kurir dan alat transportasinya merupakan bagian penting dari ekosistem logistik teknologi.
Pihaknya akan berusaha untuk mengintegrasikan stasiun penukaran baterai ke dalam jaringan titik drop logistik yang sedang berkembang.
Budiasto Kusuma Presiden Direktur DMMX mengatakan akan memperluas layanan jaringan ritel yang terhubung pada platform dengan menyertakan layanan penggantian baterai untuk sepeda motor listrik ESB.
Melalui kolaborasi ini, dia berharap dapat menyediakan lebih banyak stasiun layanan dalam jaringannya.
“Kami berharap bahwa pergerakan tambahan dari pengendara kendaraan listrik Kementerian ESDM memproyeksikan jumlah motor listrik sebanyak 13 juta unit pada 2030 juga akan menguntungkan toko para mitra kami. Ini merupakan langkah penting untuk transformasi berkelanjutan dari warung-warung di bawah jaringan kami untuk dapat memenuhi berbagai tuntuntan baru dari konsumen baru Indonesia,” katanya.
Dia menyampaikan saat ini sepeda motor listrik sudah dalam pengujian beta dengan lembaga pemerintahan dan beberapa perusahaan swasta. Sepeda motor listrik dan fasilitas pendukungnya ini diharapkan dapat dibuka untuk akses pasar massal pada akhir paruh kedua tahun 2021.
Lebih lanjut, sepeda motor listriknya akan hadir dengan beberapa model harga untuk penukaran baterai yang akan memenuhi kebutuhan pengendara dengan frekuensi sering (frequent), tidak sering (non-frequent), jarak jauh, dan jarak pendek.
Saat ini, pemerintahan Presiden Jokowi menargetkan untuk memiliki 374.000 mobil listrik, 11,8 juta motor listrik, 6.000 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan 17 ribu Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) pada 2025.
Pada 2030, angka ini diharapkan bertumbuh menjadi 2,2 juta unit untuk mobil listrik, 13 juta unit untuk motor listrik, 32.000 unit untuk SPKLU dan 67 ribu unit untuk SPBKLU. Selain itu, menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, Indonesia bertujuan untuk meningkatkan investasi di sektor baterai EV menjadi US$ 35 miliar pada tahun 2033.
SUMBER
(Indonesiatech)
Komentar