Harga saham The Coca-Cola Company di bursa Wall Street AS tercatat turun cukup drastis. Setelah megabintang sepak bola Cristiano Ronaldo menggeser botol Coca-Cola yang ditempatkan di mejanya dan memilih mengambil air minum biasa pada konferensi pers usai pertandingan sepak bola Euro 2020.
Tak hanya induk Coca-Cola Company (kode saham: KO) yang perdagangannya terkoreksi di bursa saham New York (NYSE), bahkan anak usahanya di bidang pembotolan yang juga ikut mendistribusikan minuman kemasan soda tersebut juga ikut mengalami penurunan.
Saham Coca-Cola Bottling Co. Consolidated (kode saham: COKE) yang diperdagangkan di bursa NASDAQ juga ikut terkoreksi 1,74%, turun menjadi US$ 410,56 dari harga pembukaan US$ 417,70/saham, pada waktu yang sama setelah konferensi pers Ronaldo.
Dikutip dari theatletic.com, Ronaldo menjadi narasumber dan berbicara menjelang pertandingan Portugal melawan Hungaria pada Senin (14/6). Ketika itu botol Coca-Cola ditempatkan di meja bintang Juventus itu.
Hanya saja pria berusia 36 tahun itu menggesernya dan mengatakan jika harus meminum air sebagai gantinya. Hal tersebut langsung berdampak buruk pada pergerakan saham Coca-Cola di pasar modal.
Lantas bagaimana dengan kondisi keuangan The Coca-Cola Company? Apakah kejadian ini memang disebabkan oleh Ronaldo semata atau karena kinerja keuangan perusahaan saat ini sedang tidak bagus?
Berdasarkan laporan kinerja keuangan yang dirilis perusahaan, sepanjang kuartal pertama tahun 2021 pendapatan Coca-Cola Company tercatat naik 4,87% secara tahunan menjadi US$ 9,02 miliar atau setara Rp 129 triliun (kurs Rp 14.300/US$), dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya yang berada di angka US$ 8,60 miliar atau Rp 123 triliun.
Meskipun pendapatan naik, laba bersih Coca-Cola Company malah turun 19,10% secara tahunan, dari sebelumnya memperoleh laba bersih sebesar US$ 2,77 miliar atau Rp 40 triliun pada kuartal pertama tahun lalu, kini laba bersih perusahaan yang resep minumannya ditemukan oleh apoteker ini malah turun menjadi hanya US$ 2,24 miliar atau Rp 32 triliun pada 3 bulan awal tahun ini.
SUMBER
(Indonesiatech)
Komentar