Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaporkan adanya konten-konten hoaks soal Covid-19 sebanyak 1578 konten. Hoaks-hoaks tersebut banyak tersebar di berbagai platform media sosial. Menteri Kominfo (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, sebaran hoaks tentang Covid-19, paling banyak beredar di Facebook dengan angka 3177 sebaran.
“Instagram 26 (sebaran), Twitter 547, dan YouTube 49. Dan sudah di-takedown 3345, dan yang masih dalam proses ada 454,” papar Menkominfo dalam sebuah wawancara di TvOne, Kamis (15/7).
Dari semua konten hoaks yang tersebar, kemudian dapat dikategorikan menjadi 3 jenis bentuk hoaks. Seperti disinformasi, malinformasi, dan juga misinformasi.
“Semuanya bergerak di dunia maya. Yang paling banyak tentunya disinformasi,” lanjut Johnny.
Selain hoaks soal Covid-19 secara keseluruhan, ada pula hoaks perihal vaksin dan juga soal PPKM Darurat.
“Hoaksnya tidak pernah berhenti. Itu artinya, masyarakat masih tidak belajar dari dampak hoaks itu sendiri. Karenanya, menjadi tugas kita semua untuk mengedukasi dan literasi kepada masyarakat. Untuk memutus rantai Covid-19 tidak saja dikerjakan oleh Pemerintah, tapi kerjasama antara semua pihak,” kata Johnny.
Menurut Menkominfo, banyak konten-konten aneh dan lucu namun tetap banyak dipercaya oleh masyarakat. Seperti misalnya kalung anti Covid, gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi Covid, tidak adanya kasus Covid di Taiwan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
“Cara mengatasi Covid itu yang pertama dengan melaksanakan prokes dengan benar. Kedua, kita lakukan vaksinasi dengan benar juga agar tercipta herd immunity. Jangan langsung percaya berita di grup WA (WhatsApp),” pungkas Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar