Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengerucutkan perhatian mereka pada ancaman siber di Indonesia termasuk ancaman siber, Candiru. Ancaman siber tersebut belakangan ini diberitakan menyasar aktivis, politikus, hingga jurnalis di berbagai negara.
“Temuan tersebut selalu dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk di antaranya Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” kata Dedy Permadi selaku Juru bicara Kominfo, dalam keterangan resmi, Selasa (20/7).
Kelompok hak asasi manusia Citizen Lab dan Microsoft menemukan, perusahaan siber dari Israel bernama Candiru membuat dan menjual perangkat lunak yang bisa menembus pertahanan Windows. Reuters mewartakan, spyware Candiru ini disebar ke seluruh dunia, menargetkan organisasi masyarakat diantaranya kelompok pembangkang di Saudi dan media beraliran kiri di Indonesia.
Sedangkan Citizen Lab, dalam laporan mereka menuliskan, Microsoft meneliti sekitar 100 korban dari berbagai negara, yaitu pembela hak asasi manusia, pembangkang, jurnalis, aktivis dan politikus.
Adapun untuk menjaga keamanan data, Kominfo mengimbau masyarakat untuk memperbarui kata sandi secara berkala dan memasang otentikasi keamanan berlapis (multi-factor authentication). Selain itu, Kominfo juga meminta masyarakat untuk memastikan perangkat yang digunakan memiliki fitur keamanan yang terbaru (up to date).
Selain kolaborasi dengan lembaga berwenang, Kominfo juga melihat mitigasi ancaman siber bisa dilakukan dengan edukasi dan literasi digital, yang diwujudkan dalam Gerakan Nasional Literasi Digital Nasional (GNLD) Siberkreasi.
Diketahui, Microsoft sendiri mengaku telah menambal kerentanan tersebut melalui pembaruan perangkat lunak mereka. Perusahaan tidak secara langsung menyebut Candiru, namun, perusahaan swasta Israel yang menggunakan kode Sourgum.
Selain Microsoft, Candiru juga menyasar kerentanan Google Chrome. Google beberapa waktu lalu sudah mengeluarkan “patch” untuk menambal kerentanan tersebut, tidak secara spesifik menyebut Candiru, namun, perusahaan pengawasan komersial.
(Indonesiatech)
Komentar