Saat ini pemerintah melalui Kementerian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah melakukan migrasi TV Analog ke TV Digital yang ditargetkan selesai pada 2 November 2022. Setelah itu, frekuensi 700 MHz yang merupakan ‘frekuensi emas’ akan dipakai untuk menggelar layanan 5G.
Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Agung Suprio, setelah Analog Switch Off (ASO) menghasilkan digital dividen penyiaran.
“Kalau sudah pindah semua ke digital itu masih ada frekuensi. Nah, ini yang nantinya digunakan untuk kebutuhan internet,” kata Agung, Senin (26/7).
“Migrasi ini kalau sesuai aturan sampai 2 November 2022. Setelahnya, sisa frekuensi di 700 MHz dipakai untuk layanan internet 5G itu sebagai bonus digital dividen. TV semakin jernih dan bersih, sementara internet kita akan beralih ke 5G yang makin cepat,” lanjutnya.
Saat ini, baru dua operator seluler yang resmi menggelar layanan 5G secara komersial di Indonesia, yaitu Telkomsel dan Indosat Ooredoo. Baru-baru ini, XL Axiata dijadwalkan melakukan Uji Laik Operasi (ULO) 5G bersama Kominfo pada 2-4 Agustus 2021.
Tak mau ketinggalan, Smartfren melakukan aksi korporasi melalui anak perusahaannya, Smart Telecom (Smartel) mengakusisi Mortalindo yang tak lain merupakan penyedia jaringan fiber optik dan terakhir menguji kembali jaringan 5G. Begitu juga, Hutchison 3 Indonesia (Tri) terpantau masih dalam batas pengujian.
Diketahui, proses Analog Switch Off (ASO) atau migrasi TV analog ke digital Tahap 1 selesai pada tanggal 17 Agustus 2021. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penyiaran, Kominfo akan menghentikan siaran TV analog secara bertahap di berbagai wilayah sampai sepenuhnya beralih ke siaran TV digital paling lambat 2 November 2022.
Kominfo membagi proses tersebut ke dalam lima tahap. Sepanjang tahun 2021, ada dua tahap pemerintah menghentikan siaran TV analog.
(Indonesiatech)
Komentar