Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan, pihaknya kini sedang menginvestigasi kebocoran data 2 juta nasabah asuransi BRI Life dan dijual hacker di Raid Forum.
“Kementerian Kominfo telah menerima informasi terkait dugaan kebocoran data pribadi BRI Life dan telah melakukan langkah-langkah cepat sesuai aturan perundangan yang berlaku,” kata Dedy Permadi selaku Juru Bicara Kementerian Kominfo dalam pernyataan tertulis, Rabu (28/7).
Kominfo melakukan investigasi internal dengan pengambilan sampling data nasabah BRI Life yang diduga bocor. Selain itu, Kominfo juga melakukan pemanggilan terhadap Direksi BRI Life pada hari Rabu (28/7).
“Sampai saat ini investigasi masih terus berjalan dan hasil belum dapat disimpulkan,” ucap Dedy.
Data nasabah BRI Life yang sebelumnya diduga bocor dan dijual online, viral di media sosial Twitter melalui cuitan akun Under The Breach yang membagikan dugaan kebocoran data.
Under The Breach menuliskan, ada pelanggaran besar terkait oknum yang menjual data sensitif dari BRI Life. Akun itu juga menuliskan oknum tersebut memiliki video berdurasi 30 menit tentang sejumlah besar data sekitar 250 GB yang mereka peroleh. Selain itu, ada juga tangkapan layar mengenai sejumlah data yang diduga milik nasabah BRI Life mulai dari KTP hingga rekam medis.
BRI Life bersama tim independent cyber security masih sedang melakukan penelusuran jejak digital dalam rangka investigasi dan melakukan hal-hal yang diperlukan guna meningkatkan perlindungan data pemegang polis BRILife.
Corporate Secretary BRI Life Ade Nasution mengungkapkan, BRI Life menjamin hak pemegang polis sesuai dengan polis yang dimiliki.
“BRI Life terus melakukan upaya maksimal untuk melindungi data pemegang polis melalui penerapan tata kelola teknologi informasi dan tata kelola data sesuai ketentuan dan standar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Ade di Jakarta, Selasa (27/7).
(Indonesiatech)
Komentar