Adanya pandemi Covid-19 mengakibatkan beberapa tempat wisata ditutup oleh pemerintah. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dan penggunaan media sosial dikatakan bisa menjadi solusi sekaligus meningkatkan minat berwisata secara virtual di tengah pandemi Covid-19.
“Virtual tour adalah konsep baru untuk berlibur di tengah pandemi, agar dapat menjelajahi berbagai destinasi wisata menarik di Indonesia,” ujar Saptriana Tangkary selaku Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam webinar Peran Museum di Industri Pariwisata, dari Jakarta, Sabtu (07/08).
Menurut Saptriana, bermodalkan gawai pintar dan internet dari manapun, wisatawan bisa menjelajahi berbagai tempat wisata di Indonesia, termasuk museum.
“Pengguna media sosial di masa pandem ini juga dapat dijadikan sebagai momentum, membangun komunikasi maupun meningkatkan engagement yang baik antara pengelola destinasi dengan pengikut ataupun calon wisatawan,” jelas dia.
Menggunakan teknologi virtual tourism ini, wisatawan tetap bisa produktif di media sosial dengan membuat konten kreatif dan positif sehingga memberikan dampak yang besar untuk memperkenalkan pariwisata di Indonesia.
“Tentu itu menawarkan keindahan dan keunikan dari setiap destinasi secara virtual, bahkan kita juga bisa belajar tentang destinasi yang dikunjungi,” tambah Saptriana.
Direktur IKMP Septriana memberikan contoh, launching JP Hub di NTT beberapa waktu lalu di mana virtual tour dilengkapi dengan penyajian yang menarik dan lengkap, seperti audio pendukung hingga menyediakan virtual tour guide yang memberikan penjelasan tentang objek wisata yang dikunjungi.
“Pada saat hari Bangga Buatan Indonesia di Flobamora NTT, kita melaunching JP HUB yang bisa digunakan oleh seluruh bangsa Indonesia untuk melihat di mana saja pariwisata yang ada di Indonesia agar bisa melaksanakan virtual kegiatan yang ada di daerah wisata tersebut,” pungkas dia.
(Indonesiatech)
Komentar