Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan solusi lintas sektoral untuk mendorong pertumbuhan layanan pos nasional atau bahkan global. Dalam Sesi Ketiga Diskusi Universal Postal Congress 2021 yang dilakukan secara virtual dari Jakarta, Selasa (10/08), Indonesia meminta dukungan pencalonan sebagai anggota Postal Operations Council atau POC.
Plt. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail mengatakan, sejak awal pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia telah manfaatkan teknologi digital untuk menggerakkan layanan pos secara optimal.
“Salah satu solusi lintas sektoral yang penting, juga sebagai penggerak rantai pasokan pos global, adalah transformasi digital dan adopsi teknologi digital. Saya pikir kita setuju bahwa transformasi digital telah mempercepat rantai pasokan pos global, dan meningkatkan kepuasan, pengalaman, dan kepercayaan pelanggan pada layanan pos global,” ujar dia dalam sesi ketiga dalam acara tersebut.
Dalam kondisi pandemi Covid-19, Dirjen Ismail menilai, banyak negara yang membutuhkan solusi baru untuk segera memulihkan semua sektor yang berdampak, seperti pertumbuhan ekonomi, urusan sosial-ekonomi masyarakat, dan layanan pos global.
Ismail mengatakan ada juga beberapa potensi gangguan yang terjadi seperti penangguhan koridor layanan pos lintas batas, perpanjangan waktu penanganan dan pengiriman, peningkatan tidak terkirim atau pengembalian surat kepada pengirim, dan penutupan sebagian kantor atau fasilitas pos karena pandemi.
“Semua faktor ini tidak dapat disangkal memberikan tekanan tinggi pada rantai pasokan pos global dan jaringan pos, serta menyebabkan penurunan volume kiriman pos dan kualitas layanan pos,” jelasnya.
Menurut Dirjen Ismail, kondisi pandemi yang masih terus berlangsung ini mengakibatkan pelanggan dibatasi aktivitasnya sehingga menyebabkan banyaknya transaksi berbasis digital.
“Peningkatan kualitas konektivitas internet, dan adopsi teknologi digital di tingkat mikro telah mempercepat pertumbuhan perbankan digital dan inklusi keuangan digital, layanan teknologi keuangan (fintech), dan uang/dompet elektronik untuk menggantikan metode pembayaran tunai tradisional,”pungkasnya.
Oleh karena itu sektor pos perlu menerapkan manajemen perubahan holistik dan rekayasa ulang proses bisnis melalui transformasi digital.
(Indonesiatech)
Komentar