Saat ini, perekonomian dunia berangsur mulai pulih setelah mengalami kontraksi pada tahun 2020, akibat pandemi Covid-19. Pada tahun 2020 yang lalu, perekonomian Indonesia diperkirakan akan pulih diangka 4,4% dan diharapkan menguat sampai dengan 5% ke atas pada tahun 2022.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, saat ini Pemerintah tengah merancang kebijakan komprehensif untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Government spending menjadi stimulus penting untuk mengatasi ekonomi. Seluruh negara di dunia diprediksi mulai mengadopsi pengetatan kebijakan fiskal di tahun 2021. Indonesia sendiri telah menerapkan kebijakan fiskal yang agresif, bahkan sampai dibuka ruang di mana Indonesia membuka disiplin fiskal yang sebelumnya terbilang konservatif,” papar Menteri Johnny dalam Webinar Perkembangan Teknologi Digital di Indonesia dan Visi Digitalisasi Nasional yang berlangsung virtual dari Jakarta, Jumat (27/08).
Johnny mengatakan, dengan posisi defisit anggaran yang dibatasi sesuai amanat Undang-Undang Keuangan Negara, 3% dari produk domestik bruto menjadi sangat agresif.
“Bahkan sampai dengan dibuka ruang 10%. Pemerintah, dengan kehati-hatiannya memanfaatkan 6,1%, pelebaran hutang kita dari PDB di tahun 2020 dan perlahan semakin diketatkan 5,7% dari PDB Indonesia tahun 2021,” tutur Menkominfo.
Menurut Johnny, saat ini proses sirkulasi pembahasan anggaran pendapatan dan belanja negara sedang berlangsung di DPR RI untuk tahun 2022. Menkominfo mengakui, ada dampak terhadap pelaku industri termasuk dari sektor jasa keuangan.
“Untuk itu, pelaku industri perlu mengantisipasi dampak dari kebijakan pengetatan fiskal secara bertahap ini, seperti dampak terhadap tingkat suku bunga crowding in out effect, iklim kompetisi, hingga pembiayaan inovasi berbasis teknologi digital,” pungkasnya.
Menkominfo menegaskan Pemerintah berupaya melakukan intervensi agar bisa meningkatkan kualitas pertumbuhan pertumbuhan ekonomi khususnya investasi pada human capital, dalam hal ini termasuk Digital Talent.
(Indonesiatech)
Komentar