Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai, dunia jurnalistik perlu mempertahankan kualitas mereka di tengah perkembangan teknologi saat ini.
“Kita tentu berharap kompetisi di media digital tidak menurunkan kualitas jurnalisme,” kata Usman Kansong selaku Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, saat Safari Jurnalistik bertemakan ‘Masa Depan Media Pascadigitalisasi Televisi dan Era 5G’, Kamis.
Diketahui, Indonesia tengah dalam tahap migrasi siaran televisi terestrial analog ke digital, beberapa daerah saat ini sudah bisa menonton siaran televisi digital. Selain pertelevisian, industri telekomunikasi juga sedang menuju jaringan telekomunikasi radio generasi terbaru 5G, yang sudah digelar di sejumlah kota.
Menanggapi hal tersebut, Usman menilai perkembangan teknologi di dua industri tersebut membawa peluang dan tantangan tersendiri bagi dunia jurnalistik.
“Sama seperti ketika televisi nasional menyewakan pemancar di daerah untuk dipakai televisi lokal, kurang lebih seperti itu,” kata dia.
Sementara itu, jaringan Internet generasi kelima atau 5G akan membuka peluang kompetisi jurnalistik. Usman memperkirakan akan semakin mudah membuat situs berita sehingga kompetisi akan semakin ketat. Adapun tantangan yang harus dihadapi, media jurnalistik perlu mempersiapkan bagaimana menghadirkan informasi yang cepat tanpa harus mengorbankan akurasi informasi.
“Tantangan untuk jurnalisme adalah membangun jurnalisme yang berkualitas di tengah internet yang semakin cepat,” kata Usman.
Di tengah kecepatan arus informasi itu, Usman berharap media tidak lagi melakukan umpan klik atau clickbait, membuat judul yang bombastis agar orang tertarik meng-klik tautan dan membaca berita tersebut.
“Kita ditantang membuat jurnalisme yang baik, yang bermanfaat,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar