Adanya kesiapan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci utama dalam agenda transformasi digital Indonesia.
“Kunci utama dalam transformasi digital adalah sumber daya manusianya. Untuk itu perlu ditanamkan pengetahuan digital, skill digital, keamanan digital, beraktivitas dengan berbudaya dan beretika di ruang digital,” kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate usai menghadiri pertemuan World Economic Forum (WEF) Global Coalition on Digital Safety Inaugural Meeting 2021 yang berlangsung virtual dari Jakarta, Kamis (16/09) malam.
Menkominfo mengatakan, SDM yang memadai dalam bidang TIK ditujukan supaya masyarakat siap dalam memanfaatkan hadirnya internet.
“Sehingga mendesak Indonesia mereformulasi skenario pemetaan keterampilan sumber daya manusia. Secara khusus SDM yang dibutuhkan sebagai human capital dalam mendorong produktivitas ekonomi, mendorong aktivitas masyarakat lainnya, menyiapkan kecakapan soft skills 4C, yakni; Critical Thinking, Creativity, Collaboration dan Communication yang saat ini dibutuhkan,” jelas Menteri Johnny.
Senada dengan Johnny Plate, Direktur Pemberdayaan Informatika Ditjen Aptika Bonie Pudjianto menyebutkan, pemahaman masyarakat mengenai ruang digital menjadi sangat penting agar masyarakat tidak hanya menjadi penonton.
“Untuk itu, lewat program literasi digital mereka akan diajari mengenai berbudaya, beretika di ruang digital, Ini yang kita harapkan sehingga aktivitas masyarakat tidak menjadi korban penipuan, hoaks maupun tindak kejahatan lainnya. Jadi, dalam literasi digital ini yang diajarkan adalah hal-hal dasar yang harus diketahui,” papar Bonie.
Kominfo sendiri telah menyusun modul/kurikulum literasi digital mencakup empat pilar, yakni digital skill, digital safety, dan yang paling penting sebenarnya adalah digital culture serta digital ethic.
“Ini yang masyarakat seringkali abai. Karenanya, Kominfo secara rutin menggelar Webinar Literasi Digital sebagai pemancing agar mereka nanti mendalami lebih lanjut mengenai setiap aspek yang terkait dari masing-masing pilar tersebut, karena konteksnyanya akan banyak sekali pendalaman. Misalnya dari sisi kemampuan digital dan berbagai macam pendalaman terkait hal-hal aspek teknisnya,” lanjut Bonie.
Untuk memudahkan masyarakat memahami, mempelajari, menjalani, dan memperoleh berbagai studi kasus di era digital, Kominfo telah menyediakan beragam konten lewat laman siberkreasi.id dan literasidigital.id.
Sejak diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu, Program Literasi Digital Nasional telah menjangkau 8.430.112 penduduk Indonesia yang ikut ambil bagian di dalamnya.
“Jadi, dari 4 bulan sejak peluncuran sudah ada 8.430.112 peserta yang mengikuti program ini dan setiap harinya kita siapkan pelatihannya. Bagi siapapun yang ingin mengikuti kelas pelatihan ini, bisa dilihat di laman event.literasidigital.id,” ungkap Bonie.
Melalui website itu, masyarakat bisa mendaftar untuk mengikuti pelatihan di kota mana saja sesuai dengan ketersediaan. Sesuai target, Program Literasi Digital Nasional setiap tahun menyasar lebih dari 12,5 juta partisipan pelatihan di 514 kabupaten dan kota di 34 provinsi.
(Indonesiatech)
Komentar