Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) harus juga diimbangi dengan kecakapan digital masyarakatnya.
Johnny mengatakan, setelah nanti tersedia layanan BTS 4G, Kementerian Kominfo secara simultan juga menggencarkan sosialisasi literasi digital kepada masyarakat guna pemanfaatan ruang digital.
“Setelah tersedia layanan BTS 4G maka selanjutnya memanfaatkannya secara cerdas dan berguna melalui pemanfaatan ruang digital untuk ekonomi digital, UMKM, ultra mikro, untuk layanan pendidikan, layanan kesehatan dan yang lainnya itu bisa digunakan,” ujar Menkominfo dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Akses Telekomunikasi dan Peresmian BTS 4G di Provinsi Papua Barat, yang berlangsung di Swiss Belhotel Manokwari, Rabu (06/10).
Menteri Johnny juga berharap, masyarakat bisa ikut serta mengambil bagian penting di dalam ruang digital.
“Untuk itu tentu kerja literasi harus kita lakukan bersama-sama, karena masyarakatnya mungkin sebagian sudah tahu tapi mungkin sebagian masih yang belum. Bagi yang belum literasi digital itu juga secara simultan dilakukan,” harap Johnny.
Menkominfo menjelaskan, pemerintah memiliki program kecakapan digital tingkat dasar, menengah dan lanjutan.
“Pelatihan tingkat paling dasar melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD), pelatihan tingkat menengah melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) yang dikhususkan bagi kalangan muda, dan Digital Leadership Academy (DLA) untuk menghasilkan master-master, mentor-mentor, policy maker untuk menghasilkan kebijakan digital di daerah kita masing-masing,” jelasnya.
Menurut Menkominfo, Kementerian yang dipimpinnya itu menargetkan 12,5 juta masyarakat mengikuti program GNLD untuk tahun 2021.
“Jadi ini literasi digital perlu, tentu kita harapkan kerja bersama dengan pemerintah kabupaten dan kota, para camat dan kepala desa untuk menggerakkan masyarakat untuk mengambil bagian dalam Gerakan Nasional Literasi Digital tingkat dasar,” jelasnya.
Menkominfo mengatakan bahwa pihaknya juga menyediakan pelatihan tingkat menengah melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) yang dikhususkan bagi kalangan muda.
”Ada 100 ribu pelatihan DTS tahun 2021 ini, mudah-mudahan tahun depan 200 ribuan. Jadi jangan sampai Provinsi Papua Barat tidak ambil bagian di dalamnya, jangan sampai kabupaten dan kota disini tidak ambil bagian di dalamnya,” papar Johnny.
“Ada yang disebut dengan Cloud Computing, Big Data, Artificial Intelligence, Internet of Things, Virtual Reality, Augmented Reality, Digital Marketing dan lain sebagainya, itu disediakan,” lanjut Johnny.
Menurut Menkominfo, Program DLA menargetkan peserta pelatihan yang berasal dari para pimpinan dan pengambil kebijakan, baik di sektor publik yang mencakup pemerintah pusat dan daerah termasuk kepala dinas dan sektor privat atau swasta yang menyasar pimpinan perusahaan.
Program tersebut bekerjasama dengan empat universitas ternama di dunia, yakni National University of Singapore, Tsinghua University, University of Oxford, dan Harvard Kennedy School.
“Jadi tolong bapak-bapak kepala dinas ambil bagian di program DLA ini, supaya kita bisa membangun smart city dengan baik, supaya kita bisa menciptakan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan digital di daerah kita. Sehingga hilirnya bisa kita manfaatkan dengan baik,” pungkas Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar