Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia mampu jadi negara ekonomi peringkat ke-7 terbesar dunia pada 2030. Syaratnya, pertumbuhan digitalisasi di sektor ekonomi dan keuangan harus berjalan secara tepat dan cepat.
“Jika kita kawal secara tepat dan cepat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi raksasa digital setelah China dan India, dan dapat membawa kita menjadi eknomi terbesar dunia ketujuh di 2030,” paparnya dalam OJK Virtual Innovation Day di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/10).
Menurut Jokowi, digitalisasi tengah berkembang pesat bahkan di tengah pandemi Covid-19.
Bank digital, perusahaan asuransi digital, perusahaan pembayaran elektronik (e-payment), dan layanan finansial berbasis teknologi (fintech) semakin banyak muncul dan mudah dijangkau masyarakat.
“Keuangan digital juga dapat membantu pelaku UMKM untuk melakukan lebih banyak transaksi digital yang minim aktivitas fisik, serta membawa UMKM naik kelas dan go digital,” tambah Jokowi.
Menanggapi hal tersebut, Tokoh Muda Nahdlatul Ulama yang juga seorang politisi, Mohammad Guntur Romli melalui akun Twitternya @GunRomli menyampaikan, tren pendaan pada perusahaan rintisan atau startup kian meningkat.
Top!
Tren Pendanaan Startup, Menkominfo @PlateJohnny Harap Decacorn Indonesia Bertambahhttps://t.co/KGvw9I0nVw#UMKMGoDigital@jokowi@kemkominfo
— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) October 14, 2021
Tanggapan lain muncul dari akun @habibthink yang membagikan beberapa tautan terkait Presiden Joko Widodo yang mengatakan Indonesia mampu jadi negara ekonomi peringkat ke-7 terbesar dunia pada 2030.
Selain itu, Habib Think juga membagikan tautan soal pesan Jokowi pada OJK terkait peningkatan digitalisasi jasa keuangan.
#UMKMGoDigitalhttps://t.co/Vs9M8FOdt9
— Habib Think (@habibthink) October 14, 2021
Denny Siregar melalui akun Twitter miiknya @Dennysiregar7 menulis, “Ketika Jokowi sibuk dorong e-commerce supaya bisa jadi pendapatan ekonomi baru di dunia digital, masih ada orang yang hartanya miliaran bikin drama jualan supaya membuat iba.. Kalo film itu spt nonton Avengers dgn sinetron azab indosiar. Beda kelasss..”
Cuitan Denny tersebut lantas mendapatkan beragam tanggapan dari netizen.
Ketika Jokowi sibuk dorong e-commerce supaya bisa jadi pendapatan ekonomi baru di dunia digital, masih ada orang yang hartanya miliaran bikin drama jualan supaya membuat iba..
Kalo film itu spt nonton Avengers dgn sinetron azab indosiar. Beda kelasss..
— Denny siregar (@Dennysiregar7) October 14, 2021
Simak penjelasan singkat strategi Presiden Jokowi mendorong e-commerce di video bawah ini:
(Indonesiatech)
Komentar