Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengimbau netizen untuk membuat konten-konten di media digital yang tidak hanya kreatif, tetapi juga memuat padanan bahasa-bahasa yang tepat. Kualitas penggunaan kata-kata dan bahasa dalam konten-konten di media digital akan mendorong kualitas diseminasi informasi yang diberikan kepada masyarakat.
“Bahasa merupakan komponen utama dalam keberhasilan komunikasi. Ketepatan berbahasa akan berpengaruh terhadap bagaimana informasi diterima oleh masyarakat,” ujar Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo Usman Kansong dalam diskusi Berbahasa Positif dalam Konten Kreatif, Rabu, (20/10).
Usman melanjutkan, bahasa Indonesia merupakan kekuatan yang menyatukan kemajemukan bangsa. Maraknya penggunaan bahasa gaul, seperti bahasa gaul di radio yang disebarkan melalui media sosial apabila tidak diimbangi dengan edukasi yang tepat bisa menimbulkan pergeseran berbahasa di kalangan anak muda.
“Begitu penggunaan bahasa Indonesia secara positif dalam berbagai kanal komunikasi menjadi unsur penting dalam menyampaikan informasi serta memberikan pemahaman ke publik,” papar Usman.
Sementara itu, E. Aminudin Azis selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek menjelaskan, masyarakat Indonesia pada umumnya bercirikan sebagai masyarakat oral, ditandai dengan, antara lain, banyaknya dongeng-dongeng yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
“Bahasa lisan itu mengandalkan ingatan, apa yang kita ingat dalam waktu lama. Nanti akan berbeda-beda (ceritanya) dari setiap orang karena kapasitas berpikir seseorang itu berbeda. Bahasa lisan itu mengandalkan ingatan,” ujar Azis.
Direktur Utama Narabahasa yang juga Wikipediawan Ivan Lanin juga pernah meminta lembaga pemerintah untuk memperhatikan padanan bahasa dalam mengkreasikan konten informasi.
Dia juga mengimbau agar informasi tidak hanya disalurkan melalui media sosial seperti Instagram, Twitter dan Facebook, tetapi juga harus memperhatikan konten di situs web atau laman.
“Jangan pernah lupakan situs web karena selalu berada di tengah, terutama untuk organisasi (pemerintah) situs web itu adalah tempat yang benar-benar kita bebas untuk menentukan apa pun (konten) dan bahasa. Tidak semua konten bisa dimuat di Instagram atau media sosial lainnya,” kata Ivan.
(Indonesiatech)
Komentar