Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan dukungan penuh mereka terhadap riset dan pengembangan satelit nano yang saat ini sedang dikerjakan oleh mahasiswa dan akademisi.
“Kehadiran satelit nano karya anak bangsa merupakan kekuatan kita mewujudkan Indonesia yang semakin digital, semakin maju,” jelas Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, pada konferensi pers virtual, Senin (25/10).
Sekelompok mahasiswa dan dosen dari Surya University telah mengembangkan satelit nano atau cubesat dalam proyek bernama SS1 selama enam bulan belakangan. Satelit itu kini sedang berada di tahap uji coba akhir. Rencananya, perangkat akan dikirim ke Jepang pada Desember mendatang dan diluncurkan pada April tahun depan.
Adapun peran Kominfo dalam proyek satelit nano ini adalah membantu perizinan ‘filling orbit’ satelit ke International Telecommunication Union dan koordinasi internasional lainnya untuk orbit satelit.
“Kami harap, kolaborasi ini dapat menjadi awal yang baik bagi pengembangan teknologi satelit dan roket di Indonesia,” kata Menkominfo.
Selain Kominfo, proyek satelit ini juga melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional, melalui Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa sebagai pendamping.
Sementara dari sektor privat, Pasifik Satelit Nusantara menyumbang komponen satelit dan Organisasi Amatir Radio Indonesia atau ORARI membantu riset ground segment, elemen satelit yang berada di bumi. Para akademisi pun ikut dilibatkan dalam proyek ini.
Perwakilan dari Proyek SS1, Setra Yoman, dalam acara yang sama menjelaskan, satelit nano ini berbentuk kubus, ukurannya hanya 10 centimeter. Jenis satelit ini sudah banyak dilakukan oleh negara lain. Biasanya, Satelit nano digunakan sebagai alat observasi atau aksesibilitas.
Kominfo melihat riset dan pengembangan teknologi satelit perlu terus didukung karena Indonesia membutuhkan satelit terutama untuk komunikasi. Hingga 2030, kebutuhan kapasitas satelit telekomunikasi Indonesia diperkirakan sebesar 1TB per detik. Kapasitas tersebut dibutuhkan untuk menghadirkan kecepatan internet 10- hingga 20MB per detik.
Adapun untuk saat ini Indonesia baru memiliki 50GB per detik dengan memanfaatkan sembilan satelit, terdiri dari lima satelit telekomunikasi nasional dan menyewa ruang di empat satelit asing.
Selain satelit nano yang masih dalam proses uji coba tahap akhir, Kominfo juga sedang membangun satelit multifungsi SATRIA-1, berkapasitas 150GB per detik yang diperkirakan bisa beroperasi komersial pada kuartal keempat 2023.
(Indonesiatech)
Komentar