Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, kondisi pandemi Covid 19 saat ini menjadi pertimbangan pemerintah untuk menjadwalkan ulang pelaksanaan tahapan Analog Switch Off atau ASO, atau lebih dikenal dengan sebutan Migrasi ke TV Digital.
Pemerintah metargetkan penyelesaian akhir program tersebut paling lambat pada 2 November 2022, sesuai amanat Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Kementerian Kominfo bersama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) meluncurkan hitung mundur yang ditandai dengan penarikan Kujang yang merupakan senjata tradisional khas Jawa Barat oleh Rosarita Niken Widiastuti selaku Staf Ahli Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika.
“Persis 2 November 2021 bertepatan satu tahun menjelang diberhentikannya siaran TV analog secara nasional. Oleh karena itu, kami mengajak masyarakat Jawa Barat untuk segera beralih ataupun migrasi dari perangkat TV analog ke TV digital,” ujar Rosarita Niken Widiastuti dalam acara Anugerah Penyiaran Provinsi Jawa Barat yang bertajuk ‘Jawa Barat Ngabret Digital’, bertempat di Gedung Budaya Sabilulungan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/11).
Menurut Niken, proses migrasi tersebut akan berlangsung secara bertahap dan dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan standar International Telecommunication Union atau ITU.
“Rancangan pentahapan itu, disusun Kementerian Kominfo dengan mempertimbangkan rujukan standar yang ditetapkan ITU misalnya kondisi geografis, luas wilayah, keterbatasan frekuensi radio dan kemampuan teknologi siaran digital,” paparnya.
Ia juga menekankan, program Analog Switch Off ini dilakukan dengan harapan untuk menghadirkan tayangan berkualitas.
“Masyarakat tidak perlu membayar, tidak perlu berlangganan atau membeli pulsa untuk menonton. Dengan TV digital siaran akan lebih bersih gambarnya, jernih suaranya, canggih teknologinya. Untuk itu, pemerintah mengajak masyarakat Indonesia, terkhusus warga Jawa Barat untuk segera beralih ataupun migrasi dari perangkat TV analog ke TV digital,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar