Dikabarkan sebelumnya pada tanggal 31 Oktober, Presiden Joko Widodo telah menerima estafet keketuaan atau Presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi. Setelah hal tersebut dilakukan, Indonesia akan memegang Presidensi G20 mulai dari 1 Desember 2021 hingga awal November 2022.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, selama menjabat presidensi, nantinya Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan sejumlah pertemuan internasional lain.
“Kita akan melakukan serangkaian pertemuan, ada Ministerial Declaration, Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting, Digital Economy Ministers Meeting (DEMM),” papar Menkominfo dalam Pertemuan Virtual Streamlining Isu Digital Forum G20 bersama pelaku industri nasional dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (19/11).
Menkominfo Johnny Plate juga mengatakan, pemerintah ingin mendengar masukan pelaku industri mengenai tantangan dan peluang ekonomi digital agar bisa optimal diperjuangkan selama Presidensi G20.
“Pemerintah ingin mendengar masukan rekan-rekan dari sektor industri terkait apa yang dibutuhkan? Bagaimana tantangan dan profil usaha kita di sini? Barriers-nya apa saja? Dan bagaimana itu bermanfaat untuk kepentingan ekonomi kita di dalam negeri. Kita perjuangkan bersama-sama di forum atau rapat selama G20 Summit nanti,” jelas Johnny.
Menurut Menkominfo, dalam Digital Economy Working Group (DEWG) nanti Pemerintah Indonesia juga akan menggelar lima kali pertemuan, sedangkan Ministerial Meeting berlangsung dalam satu kali rapat. Johnny berharap, pemerintah dan pelaku industri bersama-sama menyiapkan bahan dan masukan.
“Saya harapkan dalam pertemuan itu, pemerintah dan pelaku industri terlibat bersama. Agar apa yang disampaikan itu adalah kristalisasi dari harapan kita semua, baik dari pelaku industri, regulator, maupun dari kepentingan rakyat kita,” papar Johnny.
Menurut Menkominfo, agenda G20 ini dapat diioptimalkan sebagai forum untuk memperjuangkan kepentingan nasional.
“Tentu materi dan substansi akan kita bahas bersama di dalam DEWG, sehingga perlu sekali ada banyak masukan dari pelaku industri, para regulator di tingkat upstream sampai hilir termasuk asosiasi-asosiasi di dalamnya,” pungkasnya.
Diketahui, terdapat dua substansi yang menjadi pilihan Indonesia, yaitu kontinuitas dari Forum G20 versi sebelumnya, termasuk G20 Italia mengenai transisi energi dan implikasi ekonomi hijau. Dan pilihan kedua berkaitan dengan transisi digital ke ekonomi digital.
(Indoensiatech)
Komentar