Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengatakan, semakin semakin banyak kabar baik yang diterima mengenai pengendalian Covid-19 di Indonesia yang diakui dunia.
Meski begitu, upaya penanganan Covid-19 masih saja terganggu oleh kabar hoaks mengenai pandemi yang juga tak kalah banyak dan menyerang berbagai kalangan dari yang muda hingga tua.
Dedy mengatakan, ancaman hoaks dan disinformasi masih juga membayangi anak-anak termasuk di Indonesia. Hal itu disampaikannya dalam siaran pers Menolak Hoaks Covid-19 yang disirakan kanal YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (25/11).
“Analisis UNICEF di tahun 2021 yang berujung pada sebuah studi di Jerman pada tahun 2020 melaporkan bahwa 76 persen dari sekitar 2.000 anak usia 14 sampai 24 tahun setidaknya terpapar misinformasi atau disinformasi sekali dalam seminggu,” papar Dedy.
Ia melanjutkan, menurut survei lainnya dari UNICEF di 10 negara pada tahun 2019 menemukan bahwa 3/4 dari 14.000 lebih responden kaum muda yang disurvei tidak dapat menentukan kebenaran dari informasi yang diterima.
Selain itu, di laporan yang sama ditemukan bahwa penyebaran misinformasi atau disinformasi oleh mahasiswa di Indonesia dilakukan dengan motivasi untuk menyenangkan diri sendiri atau tanpa alasan tertentu.
“Kondisi tersebut harus menjadi perhatian bersama, tentu kita tidak ingin generasi muda kita terus diancam hoaks dan disinformasi bahkan turut menyebar hoaks dan disinformasi,” pungkas Dedy.
(Indonesiatech)
Komentar