Kemajuan teknologi digital telah banyak mendorong pertumbuhan dan perkembangan aktivitas masyarakat di berbagai sektor, terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19.
Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa disrupsi teknologi digital juga semakin memperlihatkan kesenjangan digital/digital divide, terutama dari segi akses konektivitas, kecakapan digital masyarakat, maupun utilisasi data lintas batas.
Sebagai Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia juga mendapatkan kepercayaan sekaligus tanggung jawab lebih sebagai pengampu Digital Economy Working Group (DEWG) yang pertama.
“Elevasi Digital Economy Task Force menjadi Digital Economy Working Group telah menjadikan DEWG sebagai platform yang membahas isu-isu ekonomi digital dengan amanat yang lebih besar sekaligus memungkinkan diskusi yang lebih komprehensif tentang isu-isu digital lintas sektoral di bawah G20,” jelas Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Mira Tayyiba, selaku Chair/Ketua G20 DEWG dalam Pertemuan Pertama Sherpa G20 (7/12) di Jakarta.
Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 mengangkat 3 (tiga) isu prioritas yang akan dibahas oleh negara-negara anggota G20 dalam DEWG, yaitu:
- PostCovid-19 Recovery and Connectivity (Konektivitas dan Pemulihan Pascapandemi Covid-19),
- Digital Skills and Digital Literacy (Kemampuan Digital dan Literasi Digital), serta
- Cross-Border Data Flow and Data Free Flow with Trust (Arus Data Lintas Batas Negara).
Melalui ketiga isu tersebut, Indonesia berupaya memantik diskusi terkait isu digital yang lebih substansial dan lebih konkret dalam meja perundingan G20.
(Indonesiatech)















































Komentar