Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mengantisipasi perkembangan teknologi akses internet, termasuk evolusi dari 5G menjadi 6G.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail mengatakan, salah satu yang telah dilakukan adalah dengan berpartisipasi aktif dalam sidang-sidang internasional. Ia menyebutkan, salah satu forum yang menjadi perhatian utama adalah sidang World Radiocommunication Conference (WRC) yang diselenggarakan oleh International Telecommunication Union (ITU).
“Sesuai siklusnya, setiap teknologi broadband baru, ditetapkan spesifikasinya oleh ITU rata-rata setiap 10 tahun. Terakhir adalah 5G, atau yang dinamai oleh ITU sebagai IMT-2020, ditetapkan spesifikasinya pada awal 2021. Dengan demikian diprediksi 6G akan menemukan momentumnya di sekitar 2030 setelah ditetapkan spesifikasinya oleh ITU,” jelas Ismail, Kamis (17/2).
Menurut Ismail, dalam menghadapi tantangan masa depan terkait dengan persaingan industri di level regional dan global, pihaknya telah menyiapkan antisipasinya melalui pemberdayaan aktivitas ekonomi masyarakat berupa onboarding Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Tak hanya itu, Kominfo juga mendorong penggunaan produk dalam negeri khususnya pada pembelanjaan pemerintah, dan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keterampilan.
“Selain dari sisi upstream [hulu] dengan membangun infrastruktur, Kementerian Kominfo juga mengantisipasi disrupsi dari hadirnya 5G di sisi downstream [hilir] antara lain melalui program literasi digital dan pelatihan talenta digital. Tujuannya agar 5G hadir menjadi enabler produktivitas bangsa dan peningkatan tingkat perekonomian masyarakat, bukan dimanfaatkan untuk hal-hal yang negatif,” tambah Ismail.
Lebih lanjut Ismail menjelaskan bahwa efisiensi industri telekomunikasi juga menjadi salah satu agenda pemerintah dalam perumusan Undang-Undang Cipta Kerja sektor telekomunikasi.
Tujuannya agar operator telekomunikasi Indonesia memiliki sumber daya dan kompetensi yang terus diperkuat sesuai tuntutan perkembangan teknologi serta kebutuhan masyarakat dan pelaku usaha dalam membangun dan menghasilkan layanan telekomunikasi berkualitas yang merata dan dengan harga yang tetap terjangkau.
Sementara itu terkait dengan perkembangan pengadaan jaringan 5G di Tanah Air, dia menuturkan bahwa Kemenkominfo memutakhirkan terlebih dahulu dari aspek regulasi.
“Kedua, Kementerian Kominfo terus berupaya menyediakan tambahan spektrum frekuensi radio melalui program farming dan refarming frekuensi. Selain itu, Kominfo juga mendorong konsolidasi dari sisi industri agar tercipta efisiensi nasional yang pada akhirnya memperkuat sumber daya dan kompetensi operator telekomunikasi Indonesia,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar