Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengtakan, pembangunan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 berjalan dengan baik. Menurutnya, keberadaaan SATRIA 1 penting untuk percepatan transformasi digital guna mengikis kesenjangan atau disparitas digital di Indonesia.
“Satelit ini penting untuk memberikan dukungan atas 150.000 titik pelayanan publik di Indonesia. Pak Presiden Jokowi berpesan bahwa sarana komunikasi digital ini utk memperkecil disparitas digital. Nah, SATRIA-1 adalah alat kita atau sarana kita untuk menutup digital divide, mempersempit kesenjangan digital dan memberikan layanan kepada semua rakyat,” papar Menkominfo Johnny Plate usai bertemu dengan CEO Thales Alenia Space, Herve Derrey di Cannes, Prancis, Rabu (02/03).
Johnny menjelaskan bahwa SATRIA-1 nantinya akan digunakan untuk menyediakan akses telekomunikasi di area atau wilayah yang tidak bisa dibangun kabel serat optik.
“Dengan satelit ini kita akan menjangkau seluruh wilayah Indonesia, makanya kapasitasnya pun disesuaikan dengan wilayah nasional kita 150 Gbps itu cukup untuk mengcover seluruh Indonesia,” jelasnya.
Menkominfo menegaskan, peluncuran SATRIA 1 akan tetap berlangsung sesuai jadwal pada kuartal kedua tahun 2023. Saat ini proses produksi satelit kebanggaan Indonesia itu sudah sampai sekitar 60% dari total keseluruhan proses dan testing.
“Semuanya berjalan dengan baik sesuai jadwal yang mereka siapkan. Dan kita harapkan salah satu satelit yang besar disebut sebagai Very High Throughput Satellite. Teknologinya canggih,” kata Johnny.
Dia menyampaikan, peluncuran SATRIA-1 akan berlangsung dari Florida, Amerika Serikat dengan menggunakan Roket Falcon 500x. Disamping komponen antariksa, Pemerintah juga membangun komponen darat atau ground segment.
“Dalam segmen itu ada 11 hub di Indonesia, dengan hub utama ada di Cikarang. Kita harapkan dengan kapasitas 150 Gbps itu setidaknya setiap titik layanan publik akan dilayani dengan 1 Mbps,” jelasnya.
Menteri Johnny beharap agar SATRIA-1 bisa mengorbit tepat waktu dan pembangunan ground segment berlangsung tepat waktu pula.
“Kami betul-betul berharap agar Thales Alenia bisa meletakkan satelit di orbit tepat waktu. Dan rekan-rekan dari operator satelit di Indonesia, bisa membangun ground segment juga tepat waktu. Sehingga rencana kita untuk menggunakan satelit ini secara operasioanal pada Q3 atau paling lambat Q4 2023 itu bisa kita wujudkan,” pungkas Johnny.
(Indonesiatech)
Komentar