Pemerintah saat ini terus berupaya mempercepat pembangunan infrastruktur digital di Indonesia, salah satunya melalui Proyek Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-1. Menggunakan satelit itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan terus perkuat dan memperluas akses internet untuk layanan publik di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo pun melakukan penyediaan Hot Backup Satellite (HBS) untuk mitigasi risiko Satelit SATRIA-1 yang memiliki kompleksitas dan potensi gangguan operasional tinggi.
“SATRIA-1 menggunakan teknologi High-Throughput Satellite (HTS) yang baru, rumit dan kompleks sehingga risiko kemungkinan munculnya masalah dalam pembangunan maupun operasional cukup tinggi. Sehubungan dengan hal itu, maka untuk memitigasi segala risiko SATRA-1, BAKTI Kominfo berencana untuk menyediakan HBS,” papar Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo, Anang Latief, dalam Konferensi Pers Penunjukan Pemenang Proyek Hot Backup Satellite, yang berlangsung secara virtual dari Media Center Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (11/03).
Anang mengatakan, pemerintah terus berupaya menghadirkan infrastruktur TIK di semua sektor agar masyarakat juga bisa ambil bagian dalam akselerasi transformasi digital nasional.
“Saat ini percepatan pembangunan infrastruktur digital menjadi fondasi utama untuk menghadirkan layanan digital dan mendukung transformasi digital sesuai program yang dicanangkan pemerintah. Di tahun ini, kita tentu berharap seluruh desa dan kelurahan di Indonesia sudah di-cover oleh Base Tranceiver Station (BTS),” jelas Anang.
Dirut BAKTI Kementerian Kominfo menyebutkan, pihaknya telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk penyediaan SATRIA-1 pada tahun 2019 yang lalu.
“Pemerintah menggunakan serat optik untuk meningkatkan konektivitas digital hingga kebijakan meluncurkan HTS SATRIA-1. Satelit multifungsi itu digunakan untuk melengkapi jaringan kabel serat optik yang sudah terbangun,” jelasnya.
Menurut Anang, SATRIA-1 direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 150 Gbps.
“Untuk memberikan layanan internet di 150.000 titik lokasi layanan publik yang terdiri atas sarana pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Indonesia yang masih kekurangan konektivitas digitial,” ungkapnya.
(Indonesiatech)
Komentar