Pesawat Antonov AN-225 yang sebelumnya akan digunakan untuk membawa satelit Satria-1 milik Indonesia, hancur dibom Rusia. Pesawat kargo super lain pun segera disiapkan.
Jumat (11/3), Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjelaskan, Thales Alenia Space di Prancis tengah mencari solusi untuk mengirimkan satelit Satria-1 ke Amerika Serikat (AS).
Sehubungan dengan itu, Bakti Kominfo dan PT Satelit Nusantara Tiga juga terus berkoordinasi dengan Thales Alenia Space terkait dampak dari invasi Rusia tersebut. Dirut Bakti Kominfo Anang Latif mengatakan, target peluncuran Satria-1 akan berjalan tetap sesuai jadwal yaitu pertengahan 2023.
“Antonov itu pesawat dengan kapasitas besar yang biasa membawa barang-barang besar, salah satunya satelit,” jelas Anang.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan, pembangunan Satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1 berjalan dengan baik. Johnny juga mengatakan, keberadaaan SATRIA 1 penting untuk percepatan transformasi digital guna mengikis kesenjangan atau disparitas digital di Indonesia.
“Satelit ini penting untuk memberikan dukungan atas 150.000 titik pelayanan publik di Indonesia. Pak Presiden Jokowi berpesan bahwa sarana komunikasi digital ini utk memperkecil disparitas digital. Nah, SATRIA-1 adalah alat kita atau sarana kita untuk menutup digital divide, mempersempit kesenjangan digital dan memberikan layanan kepada semua rakyat,” papar Menkominfo Johnny Plate usai bertemu dengan CEO Thales Alenia Space, Herve Derrey di Cannes, Prancis, Rabu (02/03).
Johnny menjelaskan bahwa SATRIA-1 nantinya akan digunakan untuk menyediakan akses telekomunikasi di area atau wilayah yang tidak bisa dibangun kabel serat optik.
Berbicara soal pesawat berukuran besar, sejauh ini hanya ada beberapa pesawat super kargo dengan ukuran luar biasa besar yang ada di dunia. Selain Antonov AN-225 dari Ukraina yang tidak bisa digunakan lagi karena hancur dibom Rusia, ada pesawat kargo saingan terdekatnya yaitu Airbus Beluga XL yang berbentuk unik seperti paus beluga.
Adapun Airbus Beluga XL yang mulai beroperasi sejak 9 Januari 2020 adalah generasi penerus dari Airbus Beluga. Dia dibikin untuk menghadapi persaingan dengan Antonov AN-225 yang sebelumnya memang merupakan pesawat terbesar di dunia.
Airbus Beluga XL pada dasarnya adalah Airbus A330-200 yang dimodifikasi dengan tambahan ruang yang menggembung sangat besar di bagian atasnya. Pesawat itu dibangun dari tahun 2014 dan selesai tahun 2018 di markas Airbus di Toulouse, Prancis.
Airbus Beluga XL menggabungkan desain A330-300 untuk buritannya dan A330-200 untuk bagian depannya agar menjadi pusat gravitasi. Ruang kargo berbentuk paus dipasang di atas rangka bodi pesawat orisinilnya dengan lantai dan struktur yang diperkuat dari model pesawat kargo A330-200 Freighter. Sedangkan spesifikasi mesin jetnya pesawat itu memiliki dua Rolls-Royce Trent 700 turbofan.
(Indonesiatech)
Komentar