Pemerintah Indonesia berupaya membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara merata. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, Pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai regulator sekaligus intervensi pembiayaan untuk memastikan konektivitas internet tersedia dengan baik.
“Hal itu dimaksudkan dalam rangka menghubungkan seluruh wilayah Indonesia saling terhubung. Benefit for all, agar fungsi infrastruktur digital sebagai enabler dapat dilakukan dengan baik,” papar Johnny G. Plate dalam acara Indonesia Digital Outlook 2022: Encouraging the Acceleration of Sustainable Digital Transformation, yang berlangsung secara hibrida dari Westin Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (09/06).
Menurutnya, Pemerintah telah membangun jaringan fiber optic pita lebar sepanjang 363.000 Km di darat dan sub-sea atau dasar laut Indonesia.
“Panjang sekali, saya sering berkelakar menyampaikan panjangnya kita itu kalau ujungnya dipegang mengitari bumi sudah 9 kali. Tapi apakah ini sudah cukup? Belum. Kita masih harus menyambung seluruh titik-titik yang belum terhubung, to connect all unconnected the dots. Tahun ini Pemerintah akan menghubungkannya kembali, sekitar 12.000 KM yang harus digelar di darat dan di laut,” jelas Johnny.
Pemerintah juga membuka ruang untuk mengembangkan network fiber optic hingga tingkat global. Bahkan, saat ini tengah disiapkan pembangunan jaringan yang menghubungkan Indonesia dengan Pantai Barat Amerika Serikat.
“Dengan jarak yang tidak seberapa itu (12.000 Km), dibandingkan dengan yang kita gelar di dalam negeri sudah lebih dari 360.000 Km,” tambahnya.
Untuk wilayah-wilayah yang belum bisa atau yang tidak dimungkinkan untuk dibangun jaringan pita lebar fiber optic, Pemerintah membangun microwave link dan fiber link.
Menteri Johnny menjelaskan, jaringan satelit low orbit atau non-geostasioner orbit satellite akan bisa melayani kebutuhan layanan pita lebar yang lebih berkualitas dibandingkan dengan satelit-satelit geostationer.
“Hal itu dilakukan untuk memastikan infrastruktur backbone yang kuat, pemerintah telah menyiapkan Satelit SATRIA-I dengan kapasitas 150 GBps dan Hot-Backup Satellite dengan kapasitas yang sama. Setengahnya 70 sampai 80 Gbps digunakan untuk Indonesia dan sisanya untuk ASEAN. Satelit dengan kapasitas 230 Gbps tahun depan akan diluncurkan ke orbit untuk mendukung middle mile kita,” jelas Johnny.
Menurut Menkominfo, keberadaan satelit ditargetkan untuk mendukung 150.000 titik layanan publik Pemerintah. Meski begitu, ia mengaku masih ada beberapa kawasan wilayah komersial masih belum tersedia sinyal telekomunikasi (blankspot). Menurutnya terdapat 3.435 desa yang masih belum memiliki akses telekomunikasi.
“Pada saat pertama menjadi Menteri saya memeriksanya. Di ibukota pun ada yang blankspot. Alhamdulillah, Puji Tuhan sekarang sudah dilayani dan saya berterima kasih kepada operator selular semuanya yang telah berkomitmen untuk memastikan 3.435 desa dan kelurahan itu akan selesai dalam 2 tahun untuk dilayani dengan 4G sinyal coverage,” jelas Menkominfo.
Johnny Plate menilai, usaha besar ini menjadikan pemerintah sebagai regulator sekaligus pembangun infrastruktur TIK ditujukan sebagai enabler agar digital ekonomi Indonesia bisa bertumbuh dan berkembang.
“Apalagi kita sama-sama tahu bahwa teknologi inovasi ini membawa dunia untuk bergerak menuju era transformasi digital, enggak bisa kita tahan!” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar