Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Indihome milik Telkom diduga mengalami kebocoran data akhir pekan lalu (19/8). Jika terbukti benar, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate meminta kedua perusahaan milik negara itu melakukan tiga hal.
Pertama, memperbarui teknologi enkripsi data, lalu lakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mengelola data, dan kemudian memperbaiki pengelolaan data, termasuk cara mengauditnya.
Ada pun Johnny mengatakan, dugaan kebocoran data PLN dan Indihome milik Telkom masih pada tahap investigasi. Sejauh ini, kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menyatakan bahwa data pengguna aman.
“Tetapi kan kami harus memeriksa dan mengaudit keamanannya terlebih dulu. Benar atau tidak? Kalau betul-betul aman, ya syukur,” jelas Johnny usai menghadiri rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/8).
“Kalau ada yang meminta rekomendasi, meminta diperbaiki, kami kami berikan,” sambugnya.
Sebelumnya, beredar informasi di media sosial bahwa terdapat 26.730.797 data histori browsing pelanggan IndiHome bocor, termasuk di antaranya Kartu Tanda Penduduk (KTP), email, nomor ponsel, kata kunci, domain, platform, dan URL.
Data yang dijual di breached.to tersebut diklaim berasal dari periode Agustus 2018 hingga November 2019.
(Indonesiatech)
Komentar