G20 Digital Innovation Network (DIN) merupakan forum penggalangan kesepakatan komersial dan kolaborasi inovasi digital. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengajak delegasi negara anggota G20 mengoptimalkan forum tersebut demi terciptanya pemulihan ekonomi global.
“Mari kita bersama-sama terus memperkuat sinergi, mewujudkan pemulihan global yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan melalui transformasi digital. Recover Together, Recover Stronger,” ajak Menkominfo Johnny G. Plate dalam sambutan pembukaan G20 DIN yang berlangsung secara hibrida dari The Westin Hotel, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (03/09).
G20 DIN menjadi forum yang mempertemukan para pelaku industri dan inovasi mancanegara untuk saling berkolaborasi showcasing berbagai solusi inovatif dari startup di 5 sektor prioritas yaitu Keserhatan, Energi Terbarukan, Pendidikan dan Teknologi, Keuangan Inklusif, dan Rantai Pasok (Supply Chain).
Selain itu menjad forum pertukaran pengalaman dan pengetahuan seputar inovasi solutif yang mendukung pemulihan pasca pandemi Covid-19 serta tempat berjejaring bagi para pelaku industri dari berbagai negara serta membuka peluang kolaborasi dan momentum bisnis.
Ia menjelaskan, pemulihan ekonomi pascapandemi akan berlangsung dengan baik jika didukung oleh infrastruktur digital yang berkelanjutan dan aman.
“Ini akan memajukan pertumbuhan inovasi digital. Pada tahun 2021 yang lalu, nilai ekonomi digital Indonesia telah mencapai USD70 Miliar dan terus tumbuh berkembang hingga USD315,5 Miliar pada tahun 2030. (Itu) yang menghadirkan potensi bagi masa depan ekonomi Indonesia,” jelas Menkominfo.
Johnny Plate juga memaparkan, Indonesia telah berhasil menyumbangkan total dua decacorn dan empat belas unicorn startup dalam lima tahun terakhir.
“Besarnya potensi ekonomi digital Indonesia ini memotivasi Presidensi G20 Indonesia untuk mengusung G20 DIN sebagai side event dari rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG), yang mengusung tema The Rise of Digital Economy: Post-Pandemic Recovery and Beyond,” jelas Johnny.
Ia menyatakan, potensi tersebut dilatari adanya kemampuan Indonesia mencatatkan startup homegrown yang berkinerja tinggi.
“Saat ini Indoensia mencermati bagaimana ekonomi digital Indonesia terus berkembang. Pada tahun 2018, Studi dari Bain memperkirakan pada tahun 2024, kawasan ASEAN akan melahirkan setidaknya 10 (sepuluh) perusahaan teknologi unicorn baru,” ungkap Menkominfo.
Menteri Johnny meyakini fasilitasi pertemuan pelaku inovasi dari lembaga pemerintah, swasta, startup digital, dan korporasi akan meningkatkan kolaborasi untuk percepatan pertumbuhan ekonomi digital global.
“Kami percaya penyelenggaraan acara ini akan menjadi katalis penting bagi pertumbuhan ekonomi digital, melalui memperkaya kolaborasi antara startup, venture capital, dan korporasi di skala nasional dan internasional,” pungkasnya.
(Indonesiatech)
Komentar