Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim darurat untuk mengatasi serangan siber, termasuk yang dilakukan oleh peretas (hacker) Bjorka.
Anggota tim darutat yang dibentuk oleh Jokowi yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri. Sehari setelah dibentuk, BSSN mengaku masih menelusuri asal usul hacker Bjorka.
“Sedang kami telusuri,” kata Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam konferensi pers di kantor BSSN, Depok, Selasa (13/9).
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menegaskan, hingga saat ini belum ada rahasia negara yang bocor. Ia juga menegaskan, pemerintah akan serius menangani hal tersebut dan meminta publik untuk tetap tenang.
“Kita akan serius menangani dan sudah mulai menangani masalah ini. Tetapi juga publik atau masyarakat harus tenang karena sebenarnya sampai detik ini, itu belum ada rahasia negara yang bocor,” papar Mahfud saat konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta Pusat pada Rabu (14/9).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate yang turut hadir dalam konferensi pers mengatakan, serangan siber juga dilakukan ke sistem elektronik privat.
“Kepada penyelenggara sistem elektronik lingkup privat, jangan lengah agar tetap komunikasi dengan pemerintah untuk membantu mendapat masukan dan input sehingga bisa menjaga sistem dengan baik dan dapat melaksanakan kewajiban untuk memberikan perlindungan data pribadi masyarakat,” kata Menkominfo.
(Indonesiatech)
Komentar