Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, perusahaan rintisan atau startup harus jeli dalam melihat permasalahan yang ada di sekitar mereka dan bisa menciptakan solusinya.
“Kita perlu jeli dalam melihat permasalahan yang ada di sekeliling kita. Mungkin itu simpel tapi jika kita bisa memberikan solusinya, maka itulah peluang kita untuk menjadi perusahaan rintisan,” jelas Semuel Abrijani dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu. (14/9).
Menurutnya, terdapat 27 juta pengguna baru dengan sekitar 60 persen masyarakat bertransaksi aktif di ruang digital. Hal tersebut merupakan peluang yang mendasari terciptanya program 1.000 Startup Digital. Pembinaan perusahaan rintisan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi digital startup di Indonesia.
“Program ini punya satu rangkaian yang diharapkan dapat membangun Indonesia. Selain startup, kita juga membantu UMKM untuk memanfaatkan ruang digital. Program itu dilaksanakan di 20 kota, bukan hanya dilakukan Kominfo tetapi juga menggandeng kementerian dan lembaga lain hingga swasta untuk menjawab tantangan digital yang ada,” kata Semuel.
Senada, Koordinator 1.000 Startup Digital Sonny Hendra Sudaryana mengapresiasi para pendiri perusahaan rintisan yang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Menurutnya, 1.000 Startup merupakan wadah yang tepat bagi putra-putri terbaik bangsa untuk mulai bergerak memajukan Indonesia di era digital.
“Kita perlu putra daerah yang bisa memberikan solusi baru bagi permasalahan-permasalahan yang ada. Banyak anak muda di Indonesia ingin berkarya dan membuat sesuatu tapi tidak tahu harus bertemu siapa karena tidak memiliki jaringan. Dengan gerakan ini kita percaya bisa menyediakan resources yang dibutuhkan untuk berdaya dan berkarya di era internet ini,” papar Sonny.
CEO SIRCLO Brian Marshal mengatakan ada tiga hal yang perlu diingat oleh para calon pendiri perusahaan ketika membangun startup.
Pertama adalah mulai dengan ekspektasi bahwa kemungkinan akan gagal. Kedua adalah ketika sukses tidak boleh sombong, dan ketika gagal harus berani menghadapi kegagalan itu. Ketiga adalah pendiri harus memiliki mata yang bisa melihat permasalahan di sekitar, dan mencari solusinya.
“Mulailah dengan memperkuat mental dan keahlian kalian. Jadi harapan gagal dan fokus untuk pembelajarannya,” tutup Brian.
(Indonesiatech)
Komentar